Kamis, 09 Februari 2012

KABAR PESAN HATI UNTUK KEKASIHKU 28/08

KABAR PESAN Kukirimkan kabar pesan hati lewat hembusan angin untuk kekasihku yang tak pernah hilang dalam ingatan dan hati..untuk kekasihku yang tak pernah lenyap disentuh waktu dan usia...kabar ini kutitpkan lewat angin senja karena malam ini kurindu hadirmu 28/08/11..............


Dermaga langit telah terbentang...
Bersanding agungnya tangga mutiara pelangi...
Telah tertata awan- awan putih lembut membisu...
Diantara megah birunya langit bersenandung...

Kutatap langit masih terlukis wajah indahmu...
Masih sempurna dalam hembusan angin yg membawa nafas cintaku...
Kunanti bintang paling terang malam ini...
Dan angin mulai berbisik lirih menjauh...

Kekasih...
Di ujung senja hari ini...
Kutitip kabar pesan hatiku lewat hembusan angin senja...
Menerobos cahaya aurora menghampiri hatimu...
Walau bukan ku sang kekasih lagi...
Biarkan aku tetap hadirkanmu di hatiku...
Biarkan aku mengukir indah namamu dalam memori dan hati...

Kekasihku yang pernah ada...
Jika telah tiba pesan hatiku esok di ujung fajar...
Izinkan aku temukan sedikit celah jendela hatimu...
Agar ku dapat merasuk kembali dalam sukmamu...
Merajut dan mengumpulkan keping- keping cinta yang masih tersisa untukku...
Dan berhembus napas damai dalam tatapan hangatmu...

Kekasihku...
Jika esok mentari kembali berpihak pada cintaku...
Jangan tepis kehadiran ketulusan hatiku...
Terima aku di hatimu lagi...
Buat kau merasa sempurna...
Sama ketika kita bersama dahulu...
Kukirimkan kabar pesan hati lewat hembusan angin untuk kekasihku yang tak pernah hilang dalam ingatan dan hati..untuk kekasihku yang tak pernah lenyap disentuh waktu dan usia...kabar ini kutitpkan lewat angin senja karena malam ini kurindu hadirmu 28/08/11..............

KABAR PESAN HATI UNTUK KEKASIHKU 28/08

Rabu, 08 Februari 2012

GADIS SAMPUL HATI

Krrrrriiiiiiiiiiiiiiinnngggggg......Suara jam weker berwarna biru sudah dari tadi mengaung seolah membangunkan gadis yang masih saja larut dalam mimpinya.Jarum jam weker blue dolphin sudah mengarah ke angka tujuh namun gadis itu belum juga bangun dan masih terlelap dalam tidurnya.Matahari juga telah menampakkan kesempurnaannya bersinar menyerbakkan cahaya putih dan hangatnya sinar mulai menyapa pepohonon dan rerumputan hijau padahal semalam hujan deras baru saja mengguyur kota yang terkenal dengan panasnya itu.Kota Makassar memang kota yang indah saat malam hari namun pada siang hari juga tak kalah indahnya.Makassar kota yang penuh tempat wisata daerah yang unik dan banyak menarik pengunjung domestik mau pun mancanegara.
Hari ini pagi sangat cerah.Namun nampaknya gadis yang mengerti betul kewajibannya tiap pagi belum juga terbangun dari mimpinya.Gadis itu masih membungkus tubuhnya dengan selimut tebal bermotif lumba- lumba berwarna biru langit yang menjadi warna kesukaannya.
Took tooook tooooook......terdengar suara pintu di ketuk dari luar beberapa kali namun gadis itu tidak menghiraukan.Kemudian masuklah wanita paruh baya berusaha membangunkan gadis itu.
“Cherry...Cherry...Cherry bangun udah siang nih.Eh bangun dong sayang”.Wanita paruh baya itu berhasil membangunkan gadis yang disapa Cherry itu.
“ih, mama aku masih ngantuk ma”, kata Cherry dengan nada malas.
“Bangun, hari ini hari pertama kamu masuk SMA”.
“Emang ini udah jam berapa sih ma?”
“Udah jam tujuh”.
“Apa”,gadis itu terbelalak dan berusaha menggapai jam weker di sebelah kirinya sambil melompat dari tempat tidur menuju kamar mandi.”Aahhh mama telat nih banguninnya.Mana hari ini ada MOS lagi, bisa- bisa aku telat terus dihukum sama senior- senior yang sok itu”.
“Kok kamu salahin mama sih.Dari tadi jam weker kamu bunyi tuh sampai- sampai mama hampir budek juga ngedengarinnya”.
“Mama kan tahu sendiri aku tuh gak bisa bangun cepet.Harusnya mama ngebangunin aku dari tadi”, gadis itu berusaha membela dirinya dari balik kamar mandi.
“Mama udah ngebangunin kamu dari tadi tapi kamunya aja yang susah bangun.Anak gadis kok hobinya bangun kesiangan.Kamu ini udah gede Cherry.Harusnya kamu tuh bisa berpikir dan bersikap layaknya orang dewasa”.
“Ih mama apaan sih?Cherry kan masih umur 15 tahun, masih kecil mama”.
“Udah deh terserah kamu, cepetan pake bajunya.Mama tunggu di meja makan yah”.
“Iya mamaku yang bawel,”sambil memeluk mamanya.
“Kamu mau mama antar nggak?kalau kamu naik sepeda entar telat.Biar mama antar naik motor aja”.
“Nggak usah ma, aku udah biasa kok naik sepeda.Lagian sekolahku yang sekarang lebih dekat dari waktu SMP dulu”.
15 menit kemudian Cherry mulai melesapkan sepedanya dengan tergesa- gesa.Dia sudah tidak menghiraukan kata- kata mamanya tiap pagi untuk tidak mengayuh sepedanya cepat- cepat.Beberapa menit kemudian gadis itu memasuki gerbang sekolah barunya yang telah dipadati dengan murid- murid baru yang bergaya ala orang gila.Dengan kunciran rambut yang nampak seperti orang gila.Ratusan mata tertuju ke arah Cherry.Dua orang senior perempuan menghampirinya dengan wajah yang judes.
“Eh anak baru, kamu udah terlambat 15 menit.Mana kantung kresek kamu?”, tanya salah satu senior.
“Lupa kak”, jawab Cherry dengan nada santai.
“Lupa?Kamu bilang lupa.Apa sih yang kamu ingat?Baru jadi anak baru aja udah berani bertingkah.Pulang sana ambil kantung kresek dan kaos kaki dua warna!”
“Tapi kak,”bantah Cherry.
Kemudian seorang laki- laki berjalan menghampiri Cherry yang diserang oleh dua senior perempuan itu.Nampaknya orang yang menghampirinya itu juga senior karena mengenakan atribut seperti senior lainnya.
“Ada apa ribut- ribut?”, tanya laki- laki itu dengan nada datar dan santai.
“Ini nih anak baru udah bertingkah.Udah datang telat, lupa bawa kantung kresek, lupa juga pakai kaos kaki dua warna.Kita kasih hukuman apa nih Za?”
“Oh gituh yah?Terserah kalian aja”, jawab laki- laki yang disapa Reza itu seolah tak peduli dan kemudian beranjak pergi meninggalkan Cherry bersama dua orang senior perempuan itu.Karena Cherry tidak tahan melihat perilaku senior yang sok itu, Cherry kemudian berteriak ke arah senior- senior itu.
“Hey,kamu”.Cherry berteriak ke arah Reza.Kemudian Reza berbalik ke arahnya dan memandangnya dan seoalah bertanya dari raut muka apa benar gadis yang berteriak itu sedang memanggilnya.
“Iya kamu”.
“Apa?, tanya Reza dengan santai.
“Kalian ini mentang- mentang senior seenaknya saja menyuruh ini dan itu.Kalian pikir kami junior adalah budak kalian?”
“Heh, kamu ini sombong sekali yah?”, kata salah satu senior perempuan bernama Jessica.
Reza kemudian melangkah ke arah gadis yang baru saja membuat ratusan mata terbelalak ke arahnya.
“Seperti itu?Apa kamu pikir junior sepertimu ini yang sudah membuat kesalahan dan tiba- tiba berperilaku layaknya pemberontak bisa dikatakan baik?Umur kamu berapa?Kenapa tingkahmu masih seperti anak kecil?”, kata Reza yang nampak keren itu sambil tersenyum.
Dag..dig..dug...dag..dig..dug...Detak jantung Cherry kemudian berdegup dengan kencang.Ada sesuatu yang terjadi padanya ketika melihat senyuman yang melengkung di wajah cowok yang baru saja berbicara di hadapannya itu.Cherry kemudian hanya bisa diam di tempatnya berdiri melihat cowok berpostur tinggi itu melangkah pergi darinya.
“Heh anak baru, nama kamu siapa?”, tanya Jessica.
“Cherry.Cherry Anindita”.
“Baiklah Cherry Anindita, karena di hari pertama MOS kamu sudah buat banyak kesalahan, sekarang lari keliling lapangan ini sebanyak 20 kali”, perintah Jessica dengan suara meninggi.
“Apa? 20 kali?”, tanya Cherry dengan raut wajah terkejut.
“Kenapa?kurang yah, apa perlu ditambah?Baiklah 50 kali”.
“Tidak kak, cukup 20 kali”.
“Kalau begitu ayo cepat lari”.
Cherry kemudian berlari mengitari lapangan basket itu.Cherry merasa hari itu adalah hari yang sangat menyebalkan baginya.Sebelumnya dia sudah tahu bahwa dia akan mengalami hal seperti ini karena kebiasaannya yang terlambat bangun namun dia tidak menyangka bahwa dunianya sekarang bukan seperti dunia ketika dia masih di SMP dulu.
Matahari semakin terik, namun Cherry harus menyelesaikan hukumannya lari mengelilingi lapangan sementara teman- temannya yang lain sedang istirahat.Ratusan mata masih terus melihat ke arahnya sambil berbisik satu sama lain.Entah lah apa yang sedang mereka bicarakan mengenai dirinya.Cherry sadar betul bahwa orang – orang itu sedang membicarkannya.Namun Cherry tidak mau ambil pusing mengenai apa kata orang.Cherry terus berlari hingga bajunya basah karena keringat.Setelah lari dia duduk di bawah pohon untuk melepas letihnya sambil menghapus keringat yang membasahi wajahnya.Cherry duduk menyendiri dari kerumunan murid- murid baru lainnya.Bukan karena dia masih malu dengan sikapnya yang tadi, tetapi memang dia tidak menyukai keramaian.Cherry juga tidak mudah bergaul karena sejak SMP, Cherry sudah mendapat julukan sebagai gadis sombong yang judes dan galak.Itulah sebabnya waktu SMP dulu Cherry tidak punya banyak sahabat.Untungnya ada Rena dan Ghea yang bisa jadi sahabatnya.Karena mereka berdua tahu betul siapa Cherry.Mereka sudah berteman sejak kecil.Jadi mereka saling memahami satu sama lain.
Saat Cherry melepaskan lelahnya di bawah pohon, tiba- tiba serang cowok menghampirinya dan memberinya sebotol air mineral.Cowok berkulit kuning langsat dan berbadan tinggi itu juga murid baru sama sepertinya.
“Tadi itu kamu keren banget”, kata Pasha.Begitu cowok itu disapa.
“Apa?”, tanya Cherry dengan Nada heran.
“Ini buat kamu.Pasti kamu capek banget”,kata pasha sambil memberikan sebotol air mineral yang baru dibelinya.
“kamu ini siapa?”
“Oh iya, namaku Pasha dan kamu Cherry kan??”.
“Dari mana kamu tahu namaku?”
“Hahahahahhaha...tahulah.Bahkan mungkin semua murid baru di sini sudah tahu siapa nama kamu.Kan tadi kakak senior perempuan itu menyebut nama kamu dengan suara yang keras”.
Cherry kemudian meneguk minuman yang diberikan cowok yang baru saja dikenalnya itu.Cherry meneguknya hingga habis membuat Pasha tergelitik untuk tertawa.
“kenapa ketawa?Ada yang lucu yah?”, tanya Cherry.
“Iya ada.Kamu.Hahahahha..kamu ini haus banget yah?Kayak orang gurun ajah”.
“Aku haus banget.Bayangin aja aku disuruh muterin nih lapangan 20 kali.Gimana nggak haus?”
“hahahaha..iya sih.
“Kamu ini aneh banget dari tadi ketawa terus padahal tidak ada yang lucu.Hmm, tapi thanks yah minumannya”.
“Iya, air itu memang untuk kamu kok.Melihatmu tadi melawan senior-senior itu sungguh keren.Aku jadi kagum sama kamu”, kata Pasha dengan wajah centil.
“Lebay juga yah kamu”.
“Hahahahahahah”.
“Ya ampun ketawa lagi”.
“Heheheheh...tunggu dulu deh.kayaknya aku sering banget liat kamu gituh”.
“Oh yah?”
“iya, tapi aku lupa di mana.Di mana yah?Oh iya di rumah Ghea.Iya,iya Ghea”.
“Kamu kenal sama Ghea?”
“Iyalah diakan tetanggaan sama aku”.
“Oh gituh yah?”
“Kamu belum ketemu Ghea dari tadi??”.
“Belum, tuh anak dua dari tadi nggak keliatan.Padahalkan pasti mereka tadi ngeliat aku karena kejadian tadi pagi”.
“Waduh, udah disuruh kumpul tuh sama senior.Ke sana yuk.Sebelum kita dihukum,”ajak Pasha.
Ratusan murid baru pun berkumpul di tengah lapangan basket di bawah teriknya matahari yang mengucurkan keringat.Cherry berdiri tepat di samping Pasha yang memaksanya untuk berdiri di sampingnya.Mata- mata senior itu masih saja tertuju ke arah Cherry.Mungkin senior- senior itu masih sebal dengan sikap Cherry yang menjatuhkan harga diri mereka sebagai senior.Cherry terkejut ketika melihat cowok berpostur tinggi, berkulit putih itu berbicara tepat di hadapannya.
“Baiklah adik- adik sekalian.Hari pertama MOS telah selesai.Kami sebagai panitia berharap besok semuanya datang tepat waktu dan tidak ada lagi yang bersikap layaknya anak kecil.Baiklah, sampai jumpa besok”.
Kemudian ratusan murid baru pun bubar hendak pulang.Ghea dan Rena kemudian menghampiri Cherry yang masih berdiri bersama Pasha.
“Hey,Cherry,”sapa Ghea.
“Dari mana aja kalian?, jawab Cherry.
“Malahan kita yang harus nanya dari mana aja kamu?kami cariin dari tadi tapi nggak ketemu- ketemu.Tadi kami melihat kamu masih lari mengelilingi lapangan.Tapi tiba- tiba saja kamu hilang.kamu baik- baik saja kan?”, tanya Rena.
“Iya, tentu saja”.
“Pasti hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagimu?,”tanya Rena.
“Hem, tidak juga”.
“Hey kodok kenapa kamu ada di sini?,”tanya Ghea kepada Pasha.
“Hehehehe beruang madu, nggak apa- apa.Sewot banget sih kamu”.
“Heh, kamu ganggu Cherry yah?”
“Widdih nggak lah.Mana mungkin aku mengganggu gadis semanis Cherry”.
“Dasar kodok genit selalu saja begitu”, kata Ghea sambil melirikkan matanya ke arah Pasha.
“Orang itu siapa?,”tanya Cherry yang tidak jelas ditujukan kepada siapa.
“Siapa yang kamu maksud?”, tanya Rena.
“Orang yang sombong tadi itu”.
“Oh..maksud kamu senior yang menentangmu tadi itu ?Kalau tidak salah namanya kak Reza.Ketua panitia MOS.Udah lah nggak usah di pikirin terus”.
“oh dia ketua panitia MOS.Hah, sombong sekali dia”.
“Eh kalian tahu kak Githe kan??”,tanya Rena.
“Kak Githe yang mana”, lanjut Ghea.
“Githe, mantan ketua osis SMP kita.Satu tingkat di atas kitakan?”, lanjut Cherry.
“Iya, betul sekali”.
“Lalu ada apa dengan kak Githe?”, tanya Ghea.
“kata kak Githe, kak Reza itu orangnya sombong.Mungkin karena dia siswa yang memiliki IQ di atas 180.Selain dia pintar, dia juga pandai dalam segala hal.Dan karakter dinginnya itulah yang membuat gadis- gadis di sekolahnya mengidolakan dia”.
“Tapi dia itu sungguh- sungguh tampan”.Ghea berusaha memuji Reza.
“Heh, tampan juga aku dari pada dia,”Pasha berusaha menyela.
“Heh, kamu ini narzis sekali jadi manusia sih.Dasar kodok centil”.
“Dasar beruang madu.Tidak pernah sekali saja berada di pihakku.Awas yah jangan minta tolong aku lagi kalau kamu dimarahi ibumu lagi”.
“Iya..iya baiklah.Dasar bisanya hanya mengancam.Eh, Cherry kok diam aja, ada apa?Apa kamu sakit?”, tanya Ghea.
“Tidak.Aku tidak apa- apa.Sudah lah aku lelah, kita pulang saja”.
“Iya baik lah.Ayo kita pulang!”,ajak Pasha dengan penuh semangat.
Setelah kejadian tadi pagi, Cherry selalu saja memikirkan dan membayangkan senyuman laki- laki yang tadi sempat membuatnya marah.Sudah berapa ratus kali dia memukuli kepalanya dengan bantal seolah ingin menghapus bayang laki- laki itu.Cherry tidak pernah merasakan perasaan itu kepada orang lain yang pernah ditemuinya.Entah ia merasa perasaan apa yang sedang ia rasakan.Dia sangat heran dengan detak jantungnya yang tiba- tiba berdegup dengan kencang setiap kali ia membayangkan dan mengingat betapa manis senyuman laki- laki itu.
Entah ia sendiri tidak tahu perasaan apa yang sedang mengusik hatinya.Perasaan jengkel karena laki- laki itu sekaligus perasaan senang setiap kali ia membayangkan wajah laki- laki itu.
“Ya ampun aku kenapa ini?Apa ini yang dikatakan cinta pertama?Ah, tidak mungkin.Kata Ghea dulu,kalau orang sedang jatuh cinta itu perasaannya hanya senang.Tetapi aku tidak, perasaanku jadi tidak karuan seperti ini.Iya ini bukan cinta.Bukan”.Tiba- tiba suara mama mengagetkannya.
“Kok kamu bicara sendiri?Ada apa?Bagaimana hari pertama kamu tadi?”
“Cukup menjengkelkan”.
“hahahhaha...kamu ini aneh sekali.Bagaimana bisa menjengkelkan?Hari pertama jadi murid SMA harusnya bahagia.Apa yang membuat kamu jengkel anak manis?”
“Ih, mama selalu saja memanggilku dengan sebutan itu”.
“Iya baiklah anak manis, katakan pada mama apa yang membuat kamu jengkel?”
“Orang itu”.
“Orang itu?Siapa yang kamu maksud?”
“Senior aku di sekolah mama.Dia itu sombong sekali.Benar- benar angkuh”.
“Dia itu laki- laki?”
“Hem, iya.Kenapa mama tahu?”
“Siapa yang bisa membuat perempuan kesal sampai bicara sendiri kalau bukan laki- laki”.
“Ih, mama apaan sih.Aku juga suka marah dan sebal sama Rena dan Ghea.Bukan hanya pada orang itu ma”.
“Hey, kalau memang begitu, jangan berekspresi berlebihan seperti itu seolah ingin menelan mama.Calmly anak manis”.
“Mama...udah deh aku udah ngantuk.Kalau mama keluar, matin lampu yah”.
Keesokan harinya Cherry bangun lebih awal dan berangkat sangat pagi pula.Membuat mama menjadi terheran melihat tingkahnya.Cherry sampai di sekolah sebelum semuanya tiba.Jelas saja, matahari belum bersinar menyerbakkan cahaya putihnya yang indah.Sebelum memulai paginya yang pasti sulit, Cherry memilih duduk terlebih dahulu di bawah pohon yang membuatnya nyaman.
Disandarkan kepalanya ke batang pohon dan memasang earphone dan mulai mendengarkan musik SMASH kesayangannya.Tiba- tiba pandangannya terhenti ke arah sesosok laki- laki yang sedang duduk di bangku taman nampak sedang membaca buku.Jantungnya kemudian berdegup kencang ketika menyadari bahwa laki- laki itu adalah Reza.Pelan- pelan ia melangkahkan kakinya menuju laki- laki itu dan secara sembunyi- sembunyi mengintipnya.

******
“Orang itu.Aku pikir dia sedang membaca buku pelajaran.Ternyata komik.Benar- benar menipu.Ini yang dikatakan Ghea bahwa dia itu pintar?Bacaannya saja komik murahan seperti itu”.Cherry kemudian dikagetkan dengan suara laki- laki yang sedang diintipnnya.
“Heh, mau berapa lama lagi kamu mau berdiri di situ dan melihatku dengan sembunyi- sembunyi?”.Suara itu mengagetkan Cherry dan membuat Cherry terjatuh saking kagetnya.Reza kemudian mendekati Cherry dan berusaha membantunya berdiri.”Kamu kenapa mengintipku?”.
“Heh, siapa yang mengintip.Jangan Ge-er.Kalau begitu aku pergi dulu”, Sambil beranjak pergi dengan kaki yang sedikit pincang.
“Tunggu dulu”, Reza mencoba menahan Cherry.Mendengar Reza menahannya, Cherry menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya ke arah Reza.
“Apa?Apa lagi?”
“Kamu gadis itu kan?”
“Hah?”
“Gadis yang kemarin datang terlambat dan membuat kekacaun dengan menjatuhkan harga diri senior.Benarkan?”
“Kalau iya kenapa?Memang benar kan?Senior seperti kalian itu sok hebat, sok berkuasa”.
“Kamu ini aneh sekali.Bukannya sok, tapi senior memang hebat dan berkuasa dari pada juniornya”.
“Kami sekolah bukan untuk dilatih menjadi militer.Memperlakukan secara wajar itu tidak apa- apa.Tetapi membentak, memarahi dan menyuruh ini itu sangat tidak pantas”.
“Lalu bagaiman cara yang pantas anak manis?”
“Heh, jangan memanggilku dengan sebutan itu lagi.kalau tidak....”
“Kalau tidak kamu akan menendang kakiku?”
“kalau tidak, kamu akan menyesal”, beranjak pergi meninggalkan Reza.
“gadis itu bertentramen buruk”.
Jantungnya kembali berdegup kencang menatap mata Reza.Sepertinya Cherry mulai sedikit yakin bahwa dia sedang jatuh cinta pada laki- laki yang dianggapnya menyebalkan itu.Tidak beberapa lama kemudian semua murid baru telah berbaris di barisannya masing- masing.Pasha kemudian menghambur barisan karena ingin berdiri di samping Cherry, gadis yang membuatnya terpesona sejak pertama melihatnya.Rena dan Ghea dengan ekspresi centilnya mulai mengejek dan mengganggu Pasha yang nampak senang bisa berdiri di samping Cherry.
“Apaan sih nih kodok jantan pake nyerobot barisan,”ejek Ghea.
“Ye elah beruang madu terserah aku dong mau baris di mana.Nggak ada tulisannya kan di sini aku dilarang baris?”
“Paling kamu Cuma mau gangguin Cherry aja”.
“Eh, kalian lagi apa?seperti pasar.Eh liat ke arah Jessica”, Cherry sambil menatap ke arah Jessica yang sedang membacakan prosedur MOS hari itu.
“Jessica senior kita yang galaknya minta ampun itu?”, tanya Pasha.
“Iya. Liat saja dia.Muka tembok.Perhatikan deh, dia sok- sok manis gitu sama Reza.Iddih,menjijikkan”.
“Eh, kok kamu tiba- tiba sewot sih?kalo diliat- liat mereka itu serasi.kak Reza tampan dan Jessica cantik.Perfect lah”, kata Rena.
“Iya serasi.Sama- sama menyebalkan”, lanjut Cherry.
Ghea tidak ikut berbicara dalam hal itu.Ghea hanya memandangi ekspresi wajah Cherry yang nampak aneh.Dia sepertinya cemburu.Tetapi Ghea juga bingung.Cemburu itu bisa terjadi jika Cherry menyukai Reza.Padahal Ghea tahu betul bahwa Cherry membenci laki- laki itu.Tetapi melihat ekspresi wajah Cherry yang cemburu setengah mati membuatnya sadar bahwa sahabatnya itu sedang jatuh cinta.Hanya saja Cherry belum mengetahui bahwa dirinya itu sedang jatuh cinta.Ghea tahu betul Cherry sebelumnya tidak pernah berekspresi seperti itu.Tatapan matanya yang memancarkan cahaya benci dan suka membuat Ghea yakin bahwa sahabatnya itu benar- benar sedang jatuh cinta.
Cherry masih saja berceloteh dengan Pasha dalam barisan.Hingga mengundang suara gaduh yang mengundang semua mata menoleh ke arahnya.Begitu juga dengan Reza dan panitia MOS lainnya.
“Cherry dan kamu,” panggil Jessica dengan suara keras ke arah Cherry dan Pasha.
“Apa yang kalian lakukan?Teman- teman kalian sedang seksama mendengarkan instruksi, kalian malah enak- enakan berceloteh.Kalian berdua lari keliling lapangan 20 kali putaran.
Cherry dan Pasha dengan kesal mematuhi apa yang diperintahkan nenek sihir itu.Reza yang melihatnya hanya bisa diam dan menatap ke arah Cherry yang nampak kesal.Reza mengira bahwa gadis itu akan memberontak lagi.Tetapi ternyata tidak.Dikepalanya muncul begitu banyak pertanyaan dan berusaha menebak Cherry namun tebakannya tidak benar.
“Baiklah, MOS telah selesai dan mulai besok kita memiliki status yang sama yaitu siswa di sekolah ini.Dengan berakhirnya masa orientasi ini, kami panitia mengharapkan hal- hal positif dari kalian semua.Kami berharap kita bisa mengharumkan nama sekolah kita ini.Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.Selamat sore,kalian bisa bubar sekarang”, pidato singkat Reza.
“Hah, orang itu pandai sekali dalam hal berbicara.Sok bijak”, celoteh Cherry.
“Cherry, malam ini aku dan Rena ingin ke rumahmu.Apa kamu ada di rumah?”, tanya Ghea.
“Ya tentu saja.Kalian mau apa?”
“Tidak, kami hanya ingin main di rumahmu.Sudah lama kami tidak main ke rumahmu kan?Aku juga rindu dengan pie buatan mamamu”.
“Baiklah, kapan kalian mau datang?”
“Hem, setelah salat maghrib,” jawab Ghea.
“aku juga ikut ya,” kata Pasha.
“Nggak boleh, bagaimana bisa ada laki- laki selalu mengekor pada perempuan?Sungguh pemandangan yang mebuat mata sakit,”Kata Rena.
“Ih, rempong deh,”kata Pasha sambil menirukan gaya gemulai.
Di rumah Cherry.
“Cherry, kamu lagi apa sih?”, tanya Rena.
“Dengar lagu”.
“Pasti lagunya smash kan?”, sambung Rena.Cherry hanya menjawabnya dengan mengangguk.
“Wah, emang deh apple pie buat mama kamu emang paling enak di dunia ini”, kata Ghea.
“Hahahah...lebay kamu.Tapi emang mamaku hebat kan dalam hal memasak?Semua orang tahu itu”.
“Eh, Cher.Aku mau nanya sesuatu nih”.
“Nanya apaan sih Ghea?Kayaknya serius amat.Tunggu dulu, jangan bilang karena ini kamu datang ke rumah aku”.
“Emang karena aku ingin nanya sesuatu sama kamu”.
“Kenapa nggak di sekolah aja tadi?”
“Nggak enak ngomong di sekolah.Abis, si kodok jantan bunting selalu ngekor sih”,lanjut Ghea.
“hahahahahah...Pasha maksud kamu?By The way, kamu mau nanya apa?”
“Hem,,kamu suka yah sama Reza?”.Mendengar Ghea bertanya seperti itu kepadanya, jantungnya kemudian seolah berhenti berdetak.
“Suka?emangnya kalau kita suka sama orang itu seperti apa?”, tanya Cherry.
“Untuk mengetahui kita menyukai seseorang apa tidak itu, saat kita sedih dan gembira, bayangan pertama yang muncul di pikiran kita itu dia.Saat kita sendiri, kita juga sering memikirkannya.Kita juga bahagia bila berada di dekatnya.Ahhh..satu lagi, jantung kita akan berdegup kencang kalau kita bertemu atau pun berbicara dengannya...seperti ini..dag dig dug dag dig dug.Kamu merasakan salah satu dari yang kusebutkan itu?”, tanya Rena.
“Oh begitu yah.Setelah kuingat- ingat.Aku kadang benci dengannya dan kadang pula bahagia jika mengingat senyumnya.Aku juga gugup jika berbicara dengannya.Ahh satu lagi, jantungku terasa ingin copot ketika aku tahu dia di dekatku.Itu apa artinya?”
“Tanda- tanda itu sudah lebih dari cukup”, jawab Ghea.
“Maksudnya apa?Aku tidak mengerti”.
“Maksudnya sudah cukup membuktikan bahwa kamu itu sedang jatuh cinta”.
“Ah?masa sih?Begini yah yang dikatakan fall in love?Rasanya sangat aneh”.
“Kapan kamu mau mengungkapkan perasaan padanya?”, tanya Rena.
“Pada siapa?”
“Aduh, sama Mang Ujang.Ya sama kak Reza lah Cherry my honey sweety”.
“Emang kalau kita suka, kita harus bilang yah sama orang yang kita sukai?”
“Nggak juga sih.tapi lebih baik gituh”,jawab Ghea.
“Aku kan cewek.Gengsi dong nyatain duluan.Untung kalau nggak ditolak”.
‘Hem, kalau kamu takut bilang langsung, kenapa kamu tidak tulis surat saja”, Ghea mencoba memberi saran.
“Surat boleh juga.Tapi apa yang harus aku katakan dalam surat itu?”
“To the point saja, bilang kalau kamu suka sama dia.Nggak usah bertele- tele,”Kata Ghea.
Keesokannya, Cherry menyelipkan sebuah surat berwarna biru muda dalam buku matematika Reza.Tentu saja dibantu Rena dan Ghea untuk berjaga apabila ada orang yang masuk ke kelas Reza.Setelah menyelipkan surat itu, Cherry, Ghea dan Rena pergi ke kantin dan Cherry berharap surat itu akan dibaca dan dibalas oleh Reza.
Ketika hendak merapikan bukunya di atas meja, surat yang diselipkan Cherry terjatuh di lantai.Reza pun heran dan penasaran dengan surat yang nampak jelas bahwa itu surat cinta terjatuh dari selipan buku matematikanya.Reza kemudian membacanya kata demi kata.Dan tertawa kecil ketika melihat nama si pengirim surat.
Reza kemudian mencari Cherry dan menemukannya di kantin bersama Rena dan Ghea.Reza berjalan ke arah Cherry dan menarik tangannya menuju taman baca di dekat kantin.Rena dan Ghea terkejut melihat Reza menarik tangan Cherry.Ghea dan Rena yakin bahwa Reza telah membaca surat cinta yang diselipkan Cherry di bukunya.
“Heh, kamu kenapa?Lepaskan,” Cherry berusa melepaskan tangan Reza dari tangannya, namun Reza masih tetap saja berjalan meyeret langkah Cherry menuju taman.
“Nama kamu Cherry kan?”.Cherry hanya menjawab dengan anggukan.”Kamu yang menulis surat ini?”Lagi- lagi Cherry menjawabnya dengan anggukan.”Kamu ini tidak punya harga diri rupanya.kamu ini perempuan.Bagaimana bisa kamu menulis surat kepada laki- laki dan mengungkapkan perasaanmu?Apa kamu memang sering melakukan hal ini kepada semua laki- laki?”
“Apa?”
“Kamu seharusnya tidak perlu melakukan hal ini.Kamu tahu, ini dapat membuatmu malu.Kamu ini perempuan, kenapa harus bersikap agresif seperti ini?”
“Agresif?Aku memang yang nulis surat itu.Dan salah kalau aku hanya ingin mengungkapkan perasaan?”
“Tidak.Tetapi apa kamu sering melakukan hal ini pada setiap laki- laki?Kamu harusnya memiliki harga diri yang tinggi sebagai perempuan”
“Sepertinya aku sudah salah.Seharusnya aku sudah tahu kalau akan seperti ini.Maafkan aku yang telah tidak sopan menulis surat untukmu”, kata Cherry dengan mata berkaca- kaca.
“Aku sibuk.Jangan seperti itu”, kata Reza sambil beranjak meninggalkan Cherry.
**********

Mendengar cerita Cherry, Rena dan Ghea merasa bersalah dan marah melihat tingkah Reza yang sombong dan berbicara seenaknya.
“Aku harus bagaimana?”, tanya Cherry sambil menangis.”Bagaimana ini?”.
“Sabar yah Cherr, maafin aku, karena aku udah nyuruh kamu nulis surat cinta buat Reza yang tidak tahu diri itu”, kata Ghea dengan nada gemetar karena merasa bersalah.
“Bukan kamu yang salah.Ahhhh...aku benci Reza.Menyebalkan,” berteriak sambil menangis.
“Jadi, sekarang kamu mau apa?”, tanya Rena yang berusaha mncairkan keadaan.
“Aku ingin melupakan Reza.Aku benci sama Reza.Benci.Dasar monyet, lutung, kecebong jelek, tidak tahu mengharagai perasaan orang lain.Arrrrggghh..menyebalkan sekali dia”.
“Iya, memangnya dia pikir, Cuma dia laki- laki satu- satunya di dunia ini?Dia itu sok hebat dan sok pintar.Apanya yang hebat?Aku yakin, dia pasti tidak akan mempunyai pacar.Lihat saja tingkahnya seperti orang yang berada di atas angin.Seolah- olah apa yang diinginkannya selalu tercapai”, celoteh Ghea.
“Iya, lihat saja gayanya yang sok keren itu.Hah, dia itu hanya bisa memamerkan wajahnya yang tampan namun licik itu.Tidak berperasaan.Mana mungkin di dunia ini ada orang seperti dia?Sungguh tidak pernah terpikirkan,” lanjut Rena.
“Iya, menyebalkan, sok keren, tapi dia memang tampan.Senyumannya sungguh manis”, kata Cherry sambil menangis.
“Hey, kamu ini bagaimana sih?tadi katanya udah mau ngelupain dia, sekarang malah muji dia”, kata Ghea berusaha menyadarkan Cherry.
“Iya,Cherry ayo sadar.Dia itu tidak sekeren dan sebaik yang kamu pikirkan.Lupakan dia.Ayo lupakan.Baiklah Cherry Anindita lupakan dia”, ungkap Cherry seolah memproklamirkan kemerdekaan.
“Iya, gitu dong.Udah kamu jangan sedih lagi”, kata Ghea sambil memeluk Cherry.

Satu Tahun Kemudian.
Seminggu lagi SMA Citra Bangsa, sekolah Cherry akan mengadakan study tour ke puncak bogor yang akan diikuti oleh semua siswa dan siswi SMA Citra Bangsa.Semua murid di kelas Cherry sedang ribut membicarakan acara tahunan sekolah itu.Semuanya tertarik mengikuti studi tour di puncak bogor.Karena selain puncak merupakan tempat studi tour yang indah, puncak bogor juga merupakan tempat wisata yang sangat mengasyikkan.Namun Cherry sama sekali tidak tertarik untuk mengikuti studi tour yang akan dilaksanakan minggu depan.
Cherry memang tidak suka dengan keramaian.Cherry selalu ingin hidupnya itu tenang dan jauh dari kerumunan orang yang mungkin dapat mengusiknya dan mengganggunya.Rena dan Ghea berusaha membujuk Cherry untuk mau mengikuti studi tour ke Bogor.Tetapi bagaimana pun sahabat- sahabatnya itu membujuknya, jika Cherry sudah mengatakan tidak ingin, maka tak seorang pun yang mampu membujuknya bahkan mamanya sekali pun.
Pagi itu Cherry bangun kesiangan lagi.Cepat- cepat ia mengayuh sepedanya dan menyusuri jalan demi jalan dan berharap hari itu dia tidak akan terlambat sampai ke sekolah.Tetapi ketika dia sampai di sekolah, pintu gerbang sudah tertutup dan suasana sekitar sekolah pun sepi.Tak satu pun murid nampak berkeliaran yang artinya jam pelajaran pertama sudah di mulai sejak setengah jam yang lalu.Melihat pintu gerbang telah terkunci, dan tidak melihat Mang Ujang, satpam sekolah di Pos Satpam, Cherry kemudian menyimpan sepedanya di luar gerbang dan berusaha memanjat tembok sekolah untuk dapat masuk kelas.Memanjat tembok sekolah bukan merupakan sesuatu yang baru bagi Cherry,karena kebiasaannya bangun terlambat, ia harus selalu pandai memanjat tembok sekolah jika ingin masuk pelajaran di kelas.Kebiasaan memanjat tembok sudah sering dilakukan Cherry sejak dia di SMP.Dan tiap minggu mamanya selalu mendapat surat panggilan dari sekolah karena ulah Cherry yang selalu memanjat tembok yang bukan merupakan perilaku terpuji sebagai seorang siswa.
Akhirnya Cherry berhasil memanjat tembok dan cepat- cepat berlari ke kelasnya.Namun langkahnya yang cepat kemudian terhenti setelah menyadari Bu Sonya telah ada di kelas.
“Pagi Bu.Maaf saya terlambat”, sapa Cherry pada bu Sonya yang sedang membawakan materi pelajarannya.
“Cherry Anindita.Dalam seminggu ini, tercatat kamu sudah terlambat empat kali dengan hari ini.kamu tahu ini sudah jam berapa?”
“Jam delapan bu”, jawab Cherry.
“Nah, itu kamu tahu.Terus kenapa kamu berani masuk pelajaran saya?Dan saya tahu kamu memanjat tembok lagi kan?”
“I..iya bu”.
“Jadi, tidak ada alasan saya kan untuk memberimu izin mengikuti pelajaran saya.Dan kamu tahu kan apa yang mesti kamu lakukan.Jangan ikut pelajaran saya dan keluar......”
“Lari 20 kali putaran lapangan basket dan pungut sampah yang ada di taman baca kan Bu?”, Cherry melanjutkan kata- kata bu Sonya yang telah dihafalnya luar kepala setiap kali dia terlambat masuk pelajaran bu Sonya.
“Kamu sudah hafal rupanya.Bagaimana kamu tidak hafal, dalam seminggu kamu melakukannya empat kali.Sudah sana keluar”.
“Baik bu”, sambil meninggalkan ruangan kelas dan berlari mengitari lapangan basket.
Cherry tidak menyadari bahwa Reza dari tadi memperhatikannya berlari mengitari lapangan basket.Setelah menyelesaikan hukumannya lari mengelilingi lapangan basket, Cherry memilih duduk sebentar di bangku taman sambil menutup matanya karena silau terik matahari untuk melepaskan lelahnya sebelum melanjutkan memungut sampah di taman itu lagi.Tiba- tiba dia tersontak kaget ketika suara itu mengejutkannya.
“Apa tujuan kamu sekolah cuma untuk lari mengelilingi lapangan basket dan memungut sampah taman ini?”, tanya Reza dengan nadanya yang sangat santai.Cherry kemudian membuka matanya dan menoleh ke arah suara itu ternyata benar suara itu adalah suara Reza.
“Apa urusanmu?”, jawab Cherry dengan nada datar.
“Dihukum lagi?Kamu ini perempuan atau kerbau sih yang selalu telat bangun?”
“Apa maksudmu?”
“Pasti betismu itu sudah layak menjadi pemain sepak bola karena kebanyakan lari.Dan kamu mungkin bisa mendapatkan piagam sebagai pemanjat tembok wanita satu- satunya di sekolah ini”.
“Jangan sok tahu deh jadi orang.Nyebelin banget”.
“Ini buat kamu”, sambil menyodorkan air minum ke arah Cherry.Namun Cherry menapik tangan Reza yang artinya Cherry tidak ingin minuman yang diberikan Reza.”Kamu tidak haus?”Tanya Reza dengan wajah yang nampak tulus.
“Tidak”.
“Baiklah, aku simpan di sini yah.Kali aja nanti kamu haus.Sampai jumpa”, kata Reza yang meletakkan botol air minum di samping Cherry dan berjalan menuju perpustakaan.Melihat Reza yang sudah pergi, Cherry mengambil botol air minum pemberian Reza itu dan meneguknya dengan cepat saking hausnya.Namun Cherry tidak tahu bahwa Reza masih memperhatikannya dari balik tembok.
“Gadis itu katanya tidak haus, tetapi meminumnya sampai botol- botolnya juga”, kata Reza sambil tersenyum kecil.
Senyumnya seketika hilang dari bibir laki- laki berkulit putih itu, ketika pandangannya terhenti pada Pasha yang menghampiri Cherry.
“Cherry”, sapa Pasha.
“Kamu.Kenapa di sini?Nanti kamu dicariin bu Sonya karena keluar dari pelajarannya”.
“Ah itu.Tenang saja.Tadi Bu Sonya udah ngabsen, jadi aku kabur nyari kamu.Sini aku bantu,” ungkap Pasha dengan senyum penuh kegirangan sambil berjongkok membantu Cherry memungut sampah.Dan sesekali melempari rambut Cherry dengan sampah sehingga mengundang keakraban diantara mereka.Reza yang melihatnya kemudian melanjutkan langkahnya ke perpustakaan dengan wajah tanpa ekspresi.
Karena kejadian di taman sewaktu Reza mengahampirinya dan memberi air minum, Cherry masih yakin bahwa ia masih menyukai laki- laki yang telah berbicara kasar dan menjatuhkan harga dirinya itu.Namun perasaan senangnya itu seketika menghilang ketika dia mengingat kembali apa yang telah dilakukan Reza padanya itu.Namun Cherry tidak mampu membohongi dirinya sendiri bahwa ia benar- benar jatuh cinta pada Reza.
Melihat Cherry melamun, Pasha kemudian mengagetkan Cherry dari lamunannya.
“Heh, lagi lamunin apaan sih?lamunin aku yah?”, canda Pasha yang menggelitiik hati Cherry.
“hahahah,,enak aja.Nggak lah.Aku lagi mikirin sesuatu”.
“Mikirin apa?Reza?”, katanya dengan nada cemburu.
“Hem,ada aja.Sesuatu yang rahasia.Hehehe.Udah yuk kita balik ke kelas.Udah bell pergantian pelajaran tuh.kayaknya bu Sonya udah keluar dari kelas”.
“Ya udah.Ayo balik”, kata Pasha sambil menarik tangan Cherry.
Di Kelas semua murid membicarakan mengenai studi tour ke Malino termasuk Rena, Ghea, dan Pasha.
“Ren, kamu jadi ikut study tour nggak?”, tanya Ghea.
“Tentu saja.Terakhir aku ke Malino kan kelas 1 SMP.Rasanya tidak sabar untuk menghirup udara di Malino.Berjalan di tengah pohon teh yang hijau”.
“Jelas saja pohon teh itu warnaynya hijau”, Cherry menyela pembicaraan Rena.
“Cherr, kamu yakin tidak mau ikut study tour ke bogor?”, tanya Pasha.
“Tidak”.
“Kenapa?”
“Apa ketika aku memutuskan sesuatu yang menurutku nyaman harus ada alasannya yah?”
“Ya tentu saja.Mana ada sesuatu yang diputuskan tanpa alasan?”, kata Pasha.
“Ada,” jawab Cherry singkat.
“Udah, jangan paksa Cherry terus, nanti penyakitnya kumat lagi”, lanjut Rena.
“Penyakit apa?”, tanya Pasha sambil membulatkan matanya ke arah Rena.
“Penyakit macan yang baru ngelahirin”, jawab Ghea.Sontak kata Ghea barusan mengundang tawa Rena dan Pasha sambil melihat ke arah Cherry yang hidungnya mulai nampak memerah.
“Lihat saja hidungnya Cherry sudah memerah matang gituh.Tunggu meledak tuh”, tambah Pasha.
“Kalian ini sungguh menyebalkan.Siapa yang ingin marah?Aku pergi dulu”.Sambil menarik bangkunya dan beranjak berdiri dan berjalan meninggalkan Rena, Ghea dan Pasha.Cherry berjalan menuju lokernya hendak mengganti sepatu ketsnya sehabis olahraga.Dalam lokernya ada bunga mawar berwarna putih.Awalnya dia mengira salah buka loker tetapi ternyata itu memang lokernya.Tentu saja bunga mawar itu membuatnya bertanya- tanya dari siapa dan untuk apa meletakkan bunga mawar putih itu di lokernya.
“Apa ini?”, sambil memegang bunga mawar putih di tangan kanannya.”Ada pesannya juga”.Cherry kemudian membaca pesan yang ditulis bersama mawar putih itu.Ternyata isinyaa penggalan puisi.
Dear Cherry
Dalam lamunan angan tentang mu
Kenapa langit tak biru lagi saat ku menengadah
Saat kubingung mencari rusukku yang hilang
Kuyakin telah kutemukan padamu.........

Pertanda P
********

“Apa ini?Puitis sekali.Tapi apa maksudnya langit biru, tulang rusuk...ah..paling ini Cuma orang iseng.Norak sekali pertanda P.Hahahahahh...orang aneh”.Kemudian suara itu mengagetkannya kembali.
“Apa itu?”, suara Reza mengagetkan Cherry.
“Apa?”, sambil menyembunyikan surat dan mawar yang baru saja di dapatnya di belakangnya.
“Itu, yang sedang kamu sembunyikan”.
“Bukan apa- apa.Heh, kenapa dari kemarin kamu selalu saja datang dengan tiba- tiba seperti hantu saja”.
“Hantu?Kamu bilang aku hantu?”
“Lalu aku harus memanggilmu dengan sebutan apa kalau bukan hantu.Hanya hantu saja kan yang datang dan tiba- tiba muncul seperti ini?”.
“Baiklah, kalau aku hantu, setidaknya aku hantu yang kamu sukai kan?”
“Heh, kenapa kamu narsiz sekali.Apa aku pernah bilang aku menyukaimu”.
“Hehem, baru saja kamu mengatakannya padaku”.
“Kamu ini benar- benar menyebalkan.Aku tidak tahu apa yang membuat gadis- gadis bodoh itu menyukai orang sombong dan seenaknya sepertimu”.
“Yang kamu katakan gadis bodoh itu kamu sendiri yah?Kenapa kamu tidak bertanya pada dirimu sendiri kenapa gadis bodoh sepertimu bisa menyukai orang sepertiku.Anak manis, lain kali jika ingin berbicara berpikir panjang terlebih dahulu.Jangan membuat dirimu menjilat kembali apa yang kamu muntahkan”.
“Aku..aku...sejak hari itu aku sudah memutuskan untuk tidak menyukaimu.Jadi jangan ge- er kalau aku masih menyukaimu”.
“Seperti itu yah?Sayang sekali...bagaimana aku bisa percaya kamu tidak menyukaiku.Setiap berbicara denganku saja kamu tidak pernah menatapku.Apa itu yang dinamakan tidak suka?”.
“Iya, aku tidak menatapmu karena aku benci padamu.Sangat benci.Maaf, aku harus masuk kelas”.Setelah berbicara dengan Reza, Cherry kembali ke kelas dengan raut wajah yang masih sebal.Reza hanya bisa melihat gadis manis berambut lurus itu pergi meninggalkannya hingga bayang gadis itu menghilang.
Ketika sampai di kelas, Cherry tidak menemukan Rena dan Ghea.Kemudian ia berjalan ke arah kantin untuk mencari dua sahabatnya itu.Karena tempat kedua sahabatnya itu hanya dua, jika bukan di ruangan kelas, berarti mereka berada di kantin.Setelah mencari di kantin, ternyata Rena dan Ghea juga tidak ada.Padahal Cherry ingin bercerita pada kedua sahabatnya itu mengenai bunga mawar dari seseorang yang dirinya sendiri tidak tahu dari siapa.
Cherry kemudian memilih berjalan ke tempat favoritnya.Bangku di taman baca yang tepat berada di bawah pohon besar yang sangat nyaman jika dijadikan tempat duduk di bawah teriknya matahari yang tidak akan menembus dahan pohon.Duduk sambil mendengarkan musik dengan earphone merupakan hobi Cherry sejak setahun yang lalu, sejak dia baru menjadi siswa baru di SMA Citra Bangsa.Dengan suara merdu namun pelan ia mulai menyanyikan salah satu lagu kerispatih yang melow judulnya lagu rindu.Tanpa sengaja Cherry melihat sosok laki- laki itu.Reza yang sedang bersama Jessica nampak duduk berdua di bangku taman.Cherry yang melihatnya tambah memperburuk suasana hatinya akan Reza.Entah mengapa dia merasa dadanya sesak, kakinya tak mampu berdiri dan matanya tak sanggup melihat Jessica duduk sedekat itu dengan Reza tertawa, dan bercanda seperti itu.
“Jadi dia kecebur di kali?hahahah lucu juga yah kamu”, kata Reza pada Jessica yang sedang membuat cerita lucu.
“Hehem...saat itu aku panik.Aku ingin menolongnya tetapi aku juga ikut kecebur”.Cerita Jessica itu lagi- lagi membuat Reza tertawa tidak biasanya.”Reza,”lanjut Jessica.
“Ya, ada apa?”
“Setelah pulang sekolah kamu ada acara tidak?”
“Tidak ada.Ada apa?”
“Kamu mau nggak temani aku nyari buku di toko buku”.
“Kenapa mesti aku?”
“Karena aku tahu kamu itu tahu mengenai buku bagus dan jelek”.
“Semua buku itu bagus.Karena memberikan ilmu”.
“Bukan begitu, aku ingin membeli buku yang tidak akan menyesal aku membelinya.Bagaimana kamu bisa tidak?”
“Iya baiklah.Kapan?”
“Abis pulang sekolah.Aku tunggu kamu di tempat parkir.Kita naik mobilku saja”.
“Baiklah.Tetapi aku tidak bisa menyetir”.
“Tenang saja.Aku tahu.Biar aku yang menyetir”, kata Jessica ramah kepada Pasha.
“Hem terserah kamu aja”.
“Oke, kalau begitu aku akan nunggu kamu bentar setelah pulang sekolah di depan gerbang,” Gadis tinggi berambut pendek sebahu itu berdiri dan meninggalkan Reza yang masih duduk di bangku taman.
Cherry yang melihatnya merasa cemburu.Walaupun dia selalu mengatakan bahwa dia sudah tidak menyukai lagi laki- laki itu tetapi hati lah yang tidak dapat berbohong.Beribu kali pun Cherry memungkirinya dan semakin berusaha Cherry ingin menghapus bayang- bayang Reza, tetapi hatinya semakin tak mampu melupakan dan pikirannya semakin tak mampu menghapus bayang Reza yang telah menghantui jiwanya sejak setahun yang lalu.
Tanpa sadar air matanya membasahi pipinya yang nampak memerah memendam kesedihan.Dipandanginya Reza dari kejauhan dengan menangis terseduh- seduh tak mampu lagi memendam perasaannya.Tanpa sadar, Reza telah berdiri di sampingnya dan menatapnya dengan penuh tanya.
“Kamu menangis?”, tanya Reza yang nampak khawatir.
“Tidak.Aku tidak menangis”, sambil menghapus air matanya.
“Kamu baik- baik saja?”
“Ya, tentu aku baik- baik saja.Kamu benar- benar seperti hantu.Tiba- tiba saja datang dan tiba- tiba saja menghilang.Apa yang kamu lakukan di sini?”
“Aku yang harusnya bertanya padamu, kamu sedang apa di sini menangis sendirian?Kalau aku tentu saja istirahat di taman ini”.
“Aku juga tentu saja sedang istirahat di taman ini.Sudah sana pergi aku baik- baik saja”.
“Kamu tidak perlu nangis jika alasanmu nangis hanya karena Jessica”.
“Apa yang kamu katakan?”
“Aku ini pintar dalam merumuskan sesuatu.Kamu cemburu dengannya?”, tanya Reza yang membuat Cherry kaget setengah mati.
“Kamu ini dari tadi bicara apa?Aku bukan nangis karena itu.Jangan sok tahu”.
“Dasar anak manis, kamu ini lucu dan lugu rupanya.Unik namun membuat orang tidak mengerti”.Cherry terbelalak mendengar Reza mengatakan itu padanya.Reza kemudian mengulurkan sapu tangan berwarna biru muda ke arah Cherry yang masih meneteskan air mata.
“Apa maksudmu?”, tanya Cherry dengan penasaran.
“Sudah lah lupakan saja.Sana masuk kelas!Nanti kamu dihukum lagi”.
“Hem”.
Cherry kemudian berdiri dan membalikkan badannya dari Reza dan mulai melangkah.Namun baru saja dia melangkah tiga langkah, ia menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Reza yang masih berdiri memandangnya dan mengatakan sesuatu.
“Iya, kamu benar.Aku kekanak- kanakan, aku juga tidak tahu apa- apa tentang perasaanku sendiri”, kata Cherry dengan wajah yang nampak lusuh karena nangis.
“Apa yang sedang kamu bicarakan?”
“Dadaku sesak setiap kali Jessica dekat denganmu, kakiku terasa lumpuh tak mampu berdiri menerima kenyataan bahwa kamu tidak akan pernah menyukaiku, dan kadang aku ingin buta agar aku tidak melihatmu dengan Jessica begitu akrab.Benar apa yang pernah kamu katakan, aku telah melukai harga diriku sendiri dan memalukan diriku sendiri.Tetapi aku harus bagaimana melawan perasaanku sendiri?Apa aku harus lupa ingatan dulu untuk tidak lagi merasakan cinta sepihak ini?Maaf, maafkan aku yang telah menyusahkanmu dengan perasaanku ini”,kata Cherry sambil menangis dan melangkah pergi menjauh dari Reza yang masih terdiam di tempatnya berdiri.
Cherry merasa apa yang telah dilakukannya itu benar.Ketika mencintai seseorang memang harus diungkapkan.Tetapi dengan mengungkapkan perasaannya sendiri, membuatnya harus menginjak- nginjak harga dirinya sendiri.Tetapi Cherry selalu bertanya dalam hati kenapa Reza tidak bisa menyukainya sebagaimana dia menyukai Reza.Cherry tidak pernah membayangkan bahwa menyukai seseorang itu dapat membuatnya tersiksa karena perasaannya sendiri.Cinta pertama yang kejam baginya seolah tidak ingin merasakan hal itu untuk kedua kalinya.Tetapi di hatinya telah terukir indah nama Reza yang tak bisa digantikan oleh siapa pun.
untuk mengembalikan rona wajahnya setelah menangis tadi, Cherry mengambil facial foam di lokernya untuk mencuci mukanya yang lusuh setelah menangis tadi.Dan bunga mawar putih serta memo yang berisi penggalan puisi pun lagi- lagi ada di lokernya.Dengan rasa penasaran yang sama saat dia menemukan mawar pertama di lokernya, Ia membaca penggalan puisi itu dengan suara yang pelan.
Dear Cherry....
Aku takut tertidur di malam gelap ini
Aku takut ketika kuterbangun permaisuri kan lenyap
Lenyap bersama rembulan yang pergi tanpa pesan
Melihatmu menangis terseduh
Membuatku sakit dan terjatuh dalam danau cintamu
Tetaplah tersenyum

Pertanda P



“Ini dari siapa sih?Pertanda P.P ini siapa?”
Setelah membaca pesan yang berisi penggalan puisi tersebut, Cherry kemudian membasuh wajahnya di kamar mandi dan segera menemui Rena dan Ghea di kelas.
“Cherr, dari mana aja?”, tanya Rena.
“Tadi dari taman.Abis aku nyariin kamu di kantin nggak ada, di kelas juga nggak ada.Ya, aku istirahat di taman”.
“eh, kok wajahmu habis dibasuh dengan air gituh?Kamu nggak apa- apakan?”
“Iya.Ghea mana?”
“Lagi ke toilet bentar.Nah itu dia”, sambil menunjuk ke arah pintu.
“Ada apa sebut- sebut nama aku”, kata Ghea dengan raut wajah yang sok imut.
“Aku merasa aneh deh”, lanjut Cherry.
“Aneh kenapa?”, tanya Ghea.
“Sudah dua hari ini ada yang simpan bungan mawar putih dan penggalan puisi seperti ini di loker aku”, sambil memperlihatkan setangkai mawar putih dan sepucuk penggalan puisi.Dengan cepat Ghea mengambil bunga mawar putih dan membaca penggalan puisi yang diperlihatkan Cherry.
“Wah, romantis banget nih orang.Oh..so sweet”, kata Ghea.
“Iya, kata- katanya puitis banget.Aku yakin pasti orang ini penyayang, baik, dan ganteng.Oh..seperti pangeran berkuda putihku Kim Hyun Joong”, sambung Rena.
“Itu sih kamu yang ngarep”, kata Ghea yang menggoda Rena.”Tapi siapa yah your secret admire ?”
“Tunggu dulu, di sini tertulis pertanda P.Siapa yah yang inisial namanya P?Hem, aku tahu”, kata Rena.
“Siapa?”, tanya Cherry.
“Panji”.
“Panji kakak kelas kita itu?Tapi dia kan udah punya pacar”,lanjut Cherry.
“Iya juga, Kak Panji kan pacaran sama Kak Regina.Kakak yang manis, anggun dan cantik itu”.
“Atau apa mungkin si Pompom.Itu loh kelas X 4 yang badannya gendut”, kata Ghea.
“Nggak mungkin si Pompom.Dia itukan aneh.Lihat saja gayanya seperti bencong kepanasan seperti itu, mana mungkin dia menyukai perempuan.Kalau perempuan jadi- jadian mungkin iya”, Rena mencoba menjelaskan.
“Hem, benar apa yang dikatakaan Rena.Nggak mungki Pompom”, lanjut Cherry.
Kemudian Rena dan Ghea saling melihat satu sama lain seolah pikirannya tertuju pada satu orang dan secara bersamaan Rena dan Ghea menyebutkan nama Pasha.Laki- laki yang selama hampir setahun ini memang menyukai Cherry.
“Pasha?apa iya?”, tanya Cherry seolah tidak percaya.
“Pasti si kodok jantan itu.Dia kan menyukaimu sejak pertama MOS.Aku tahu karena dia sendiri yang mengatakannya padaku”.
Mendengar bahwa Pasha menyukainya, Cherry tidak memperlihatkan ekspresi senang atau pun bahagia karena Cherry memang hanya menganggap Pasha sebagai teman.Namun Cherry juga belum bisa memastikan bahwa pengirim mawar dan puisi itu adalah Pasha.karena merasa tidak nyaman, Cherry bertanya pada Pasha mengenai bunga dan surat itu.
“Pasha, kita sudah berteman selama hampir setahun kan?”.
“Hem iya, kenapa kamu tiba- tiba bertanya hal ini?”
“Waktu setahun sudah cukup bagiku untuk mengerti karakter kamu.Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, tetapi kamu harus menjawabnya dengan jujur.Kamu tahu kan aku tidak suka dibohongi?”.
“Iya.Serius amat.Nanya apaan sih?”
“Kamu yang sering nyimpan bunga mawar putih dan penggalan puisi di lokerku?”
“Hem, oh..mawar itu...hem..itu...itu..”, jawab Pasha dengan terbata- bata.
“Jadi benar?”
“Iya”.
“Apa maksudmu?”
“Aku...aku suka sama kamu Cherr.Dan aku pikir kamu sdah mengerti dan tahu perasaanku ini”.
“Tetapi kenapa?Kamu itu teman ku.Tidak bisa begini”.
“Tidak bisa menyukaimu maksudmu?”
“Bukan seperti itu.Tetapi aku dan kamu tentu setelah ini tidak akan nyaman dengan hal ini”.
“Kenapa aku tidak bisa menyukaimu?karena aku tidak seperti Reza yang tampan, cerdas, dan ahli dalam segala hal?”, kata Pasha dengan nada tinggi.
“Tidak.Bukan karena itu.Pasha, cinta itu tidak bisa dipaksakan.Biarkanlah cinta mengalir alami dengan sendirinya .Aku tidak melarangmu untuk menyukaiku karena mencintai adalah hak setiap manusia.Hanya saja aku tidak nyaman dengan perasaanmu yang seperti ini”.
“Aku..aku sungguh- sungguh menyukaimu.Lalu bagaimana aku mengendalikan perasaanku?”
“Pasha, bukannya aku membenci atau tidak menyukaimu.Tetapi aku telah menganggapmu sebagai sahabatku bahkan aku telah menganggapmu seperti saudaraku sandiri.Sama dengan Rena dan Ghea.Maafkan aku.Aku tidak bisa menyukaimu”.
“Mana bisa kamu mengatakan kamu tidak bisa menyukaiku jika kamu sendiri tidak pernah ingin berusaha memberiku kesempatan?”
“Pasha, aku mohon padamu jangan membuatku merasa bersalah dan tersiksa seperti ini.Maafkan aku”, kata Cherry sambil menangis.
“Jangan mengatakan maaf lagi.Aku tidak ingin mendengarnya.Aku juga benci melihatmu menangis terus.Kamu tahu bagaimana aku memahami perasaanmu terhadap Reza?Rasanya aku ingin menghajar orang itu setiap kali kamu nangis karena dia.Kemarin, kemarin kamu juga nangis karena dia kan?Aku dapat merasakan bagaimana perasaanmu setiap kali kamu bertemu Reza.Semuanya aku tahu Cherr.Tetapi kenapa sedikit saja kamu tidak bisa mengertiku?”
“Pasha.Saat ini mungkin kamu bisa merasakan bagaimana perasaanku pada Reza.Iya, aku menyukainya.Dan sulit rasanya untuk terus membohongi diriku sendiri dengan perasaan yang menyiksaku”, ungkap Cherry sambil menangis.
“Aku mohon, jangan menangis.Jangan menangis lagi”, mncoba meraih Cherry dan memeluknya dengan erat seakan tidak membiarkan gadis itu terus menangis.
“Maafkan aku.Maaf.Maafkan aku”, kata cherry yang masih menangis dalam pelukan Pasha.
“Berhentilah mengatakan maaf.Aku akan berusaha untuk mengendalikan perasaanku.Jangan menangis lagi”.
“Maaf.Pasti kamu akan tersiksa dengan perasaanmu”,kata Cherry sambil terisak.
“Sudah, jangan pikirkan lagi”, kata Pasha sambil mengusap air mata Cherry.
Setelah kejadian itu, hubungan Cherry dan Pasha baik- baik saja.Bahkan mereka semakin akrab.Ternyata Pasha mampu mengendalikan persaannya terhadap Cherry walau harus melukai dirinya sendiri,namun Pasha tidak peduli dengan seberapa sakit lagi luka yang harus ia tahan hanya demi melihat gadis yang disukainya bahagia dan nyaman berada di dekatnya.Baginya asalkan Cherry berada di sampingnya sudah cukup baginya.
“Ya ampun aku senang banget deh Cherr kamu mau ikut di acara study tour ini.Ada angin apa?”, tanya Ghea.
“Pasha tuh yang merengek- rengek seperti anak kecil.Karena tidak tega melihatnya menangis, terpaksa aku harus ikut.Seperti aku ini Ibunya saja.Dasar anak itu”, jawab Cherry.
“Ya udah lah Cherr, nggak usah disesali kan kamu udah ada di bus.Atau mau aku lempar turun nih?”, sambung Pasha.
“Enak aja kamu.Gadis semanis aku ini mana boleh diperlakukan seperti itu”.
“Hahahah..dasar narzis”.
“Ya ampun, kamu itu menyinggung diri sendiri yah kodok bunting?”, Ghea mengejek Pasha.
“Ih,dasar beruang kutub”.
“Enak aja beruang kutub, kamu tuk kodok genit”.
“Udah deh jangan bawa- bawa masalah rumah tangga di sini dong”, kata Cherry membuat lelucon.
“Hahahah...iya.kalau dipikir- pikir, kalian ini serasi”, kata Rena.Sontak Ghea dan Pasha salah tingkah dan memukuli pundak Rena.
“Ih, aku nggak mau sama kodok genit ini”.
“Yeh, kamu pikir aku mau sama kamu.Dasar nyinying beruang madu”.
“Sepertinya rasa sayang mereka ini ditunjukkan dengan ejekan yah Ren?”, tanya Cherry pada Rena dan spontan Rena dan Cherry mendapat cubitan dari Ghea.
Setelah beberapa jam perjalanan, bus yang ditumpangi Cherry, Ghea, Rena, Pasha dan murid lainnya tiba di kota yang di sebut kota hujan itu.Semuanya nampak gembira setelah menginjakkan kaki di Bogor.Namun mereka belum bisa bersenang- senang karen Pak Oskar dan Bu Sonya telah menyuruh mereka berkumpul untuk melakukan penelitian di kebun teh mengenai proses pembuatan teh dari kebun hingga ke pabrik.Namun semuanya nampak gembira kecuali Cherry yang memang tidak menyukai acara study tour seperti itu.Semua murid di suruh berkumpul di kebun teh dan belajar bagaimana memetik daun teh dengan benar.Semua murid melakukan aktivitas berkenaan apa yang diperintahkan bu Sonya dan pak Oskar, namun Cherry hanya berdiri saja memperhatikan teman- temannya memetik teh.Kemudian dari belakang Pasha merangkulnya.
“Heh, nenek sihir, kenapa diam saja?Ayo isi buku tugasmu”, kata Reza.
“Malas ah”.
“Kita ke sini untuk kerjakan tugas dari sekolah Cherr”, bujuk Pasha.
“Kamu kan yang merengek- rengek memintaku ikut study tour yang membosankan ini?”
“Tapi inikan buat tugas sekolah kamu juga.Pemalas.Aku ke sana dulu yah, mau nanya- nanya sama petani teh”.
“Heheh, pergi sana.Nanti aku nyontek yah”.
“Iya.Dasar pemalas”.
Cherry kemudian mencari tempat sepi yang dapat membuatnya nyaman dan jauh dari kerumunan orang banyak yang mengusiknya.Cherry berhenti di sebuah sungai yang tidak jauh dari perkebunan teh.Air sungainya sangat jernih dan menarik perhatian Cherry untuk duduk sebentar di pinggir sungai untuk melepaskan bosannya.Dan suara itu lagi lagi mengejutkan Cherry.
“Sedang apa?”, tanya Reza yang tiba- tiba datang dan mengejutkan Cherry.
“Kamu ini selalu saja mengagetkan”.
“Apa yang kamu lakukan di sini?Yang lain sedang menyelesaikan tugas kan?Kenapa kamu malah santai- santai di sini?”.
“Kamu sendiri kenapa di sini?”
“Yah, karena tugasku sudah selesai.Dan tanpa melakukan penelitian pun aku sudah tahu apa yang harus aku tulis dalam laporanku”.
“Benar- benar laki- laki sombong”, kata Cherry dengan suara pelan.
“Apa?Kamu tadi mengatakan apa?”
“Bukan apa- apa”.
“Kamu tadi bilang aku sombong?”
“Sudah dengar kenapa mesti nanya?”
“Kamu kenapa ke sini?”, tanya Reza mencoba mencari tahu.
“Aku nggak suka tempat yang terlalu ramai”.
“Oh seperti itu.Berarti kamu tidak pandai berinteraksi dengan manusia dan alam”.
“Jangan sok tahu deh”.
“Dia itu pacar kamu?”, tanya Reza pada Cherry.
“Siapa?”
“Laki- laki yang selalu bersamamu itu”.
“Pasha?”
“Entahlah siapa namanya”.
“Kenapa nanya- nanya?”
“Tidak apa- apa.Jangan ge- er yah, aku sekedar nanya”.
“Siapa yang ge- er?”
“Benar dia itu pacar kamu?”, tanya Reza lagi dengan penuh rasa penasaran.
“Mau dia pacarku atau bukan, itu bukan urusan kamu”.
“Kamu ini benar- benar pemarah yah?Apa kamu masih menyukaiku?”
“Apa yang sedang kamu tanyakan?”
“Apa kamu masih menyukaiku”.
“Tidak”.
“Bagaimana aku bisa mempercayaimu?”
“Kenapa kamu menanyakan hal itu lagi?Aku sudah bilang aku tidak menyukaimu dan aku ingin melupakanmu”, kata Cherry.
“Kenapa?”
“Apa aku nampak seperti gadis yang sangat bodoh?Kamu telah menolakku dua kali.Dan rasanya sakit.Saat aku berusaha untuk menapik perasaanku, rasanya hatiku seperti di tusuk ribuan duri.Jika mengingat sikapmu itu, aku jadi menyesal menyukaimu”, ujar Cherry sambil menangis.”Lalu, kini apa alasanku untuk menyukaimu?Apa alasanku menyukai orang yang tidak akan pernah bisa menyukaiku?Katakan?”
Reza kemudian melangkah mendekati Cherry yang tak kuasa menahan tangisnya.Reza menggapai wajah Cherry dan menghapus air matanya.Reza menatap mata gadis itu sambil mengatakan sesuatu.
“Jangan berhenti menyukaiku! Bisakah?”.Kata yang dibisikkan Reza membuat Jantungnya berdegup dengan kencang.Darahnya juga terasa membeku saat tangan Reza menghapus air matanya dan mendekatkan bibir ke bibirnya.Cherry tak mampu menapik saat bibir laki- laki itu menyentuh bibirnya.Dunia terasa berhenti berputar.Air sungai yang mengalir jernih seolah menjadi saksi kehangatan cinta yang tak perlu berkata satu kata pun itu.

******
Cherry hanya bisa diam mematung.Kejadian itu seolah mimpi baginya.
“Kamu bilang, kamu sudah tidak menyukaiku.Tetapi kenapa ekspresimu seperti itu?”, kata Reza.Namun Cherry masih saja diam tak bergerak sedikit pun.Cherry bertanya pada dirinya sendiri apa maksud laki- laki itu menciumnya.Cherry merasa bahwa Reza telah mempermainkannya, namun pikiran itu seketika menghilang ketika ia merasakan ada ketulusan di dalamnya.Hingga Reza pergi meninggalkannya pun, dia masih mematung di tempatnya berdiri dan tidak menyadari kepergian Reza.Cherry merasa baru saja ia terkena hipnotis laki- laki itu.Pasha menemukan Cherry yang berdiri mematung di pinggir sungai membuatnya khawatir dengan Cherry.Dia menghampiri Cherry dan menepuk pundaknya dari samping, namun Cherry tidak menunjukkan ekspresi apapun.Cherry malah mempertahankan ekspresinya yang seolah baru saja terkena sihir.Pasha yang melihatnya berusaha menyadarkan Cherry.
“Cherr, kamu kenapa bengong?Ada apa?Kamu sakit?”.Namun Cherry hanya menjawabnya dengan menggeleng- gelengkan kepala yang artinya dia tidak apa- apa.Pasha kemudian merangkul pundak Cherry dan mengarahkan langkah menjauhi sungai itu dan kembali berkumpul di villa tempat teman- temannya yang lain berkumpul dan beristirahat setelah melakukan tugas penelitian di kebun teh.Karena semuanya telah menyelesaikan tugas penelitian di kebun teh, dan semua siswa di suruh kembali ke Villa untuk beristirahat, Pasha tidak melihat Cherry di kebun teh dan Pasha tahu betul bahwa Cherry akan mencari tempat yang sepi dan terlintas dipikirannya untuk mencari Cherry di sungai.Ternyata benar, gadis itu ada di sana sambil berdiri mematung tanpa mengucapkan sepatah kata pun ketika Pasha menemukannya.
Di villla semuanya telah bersiap- siap untuk makan siang.Cherry yang baru saja tiba di villa bersama Pasha, mengundang pertanyaan dari Ghea dan Rena.
“Cherr, dari mana aja?”, tanya Ghea.Seketika sihir Reza hilang dan Cherry sadar bahwa apa yang baru saja dilakukan Reza itu benar- benar nyata bukan mimpi.
“Hem?Aku?Aku tadi dari jalan- jalan sebentar,” jawab Cherry dengan gugup.
“Oh...kamu nggak apa- apa kan?wajah kamu seperti orang lagi linglung gitu”, tanya Ghea.
“Iya, kamu nggak apa- apa Cherr?”, lanjut Rena.
“Hehem.Aku nggak apa- apa”.
“Nggak tahu nih Cherry, tadi waktu aku menemukannya di pinggir sungai dekat perkebunan teh, dia udah kayak gituh”, ungkap Pasha yang memberi keterangan.
“Bener kamu nggak apa- apa Cherr?”, tanya Ghea lagi.
“Iya, bener aku nggap apa- apa.Kalian ini berlebihan.Wah ternyata pada makan siang nih”.
“Iya, kita tuh nyari kamu buat makan siang.Ayo sini duduk”,ajak Ghea sementara Rena lahap menyantap makanannya.
“Aku nggak lapar.Sudah kenyang”, jawab Cherry dengan senyum kecil di wajahnya namun mempesona.
“Kamu kan belum makan?Bagaimana bisa kenyang?”, lanjut Pasha.
“Aku ngantuk.Mau istirahat saja.Aku istirihat duluan yah”.
“Iya,” jawab Ghea dan Rena serentak.Ghea dan Rena merasa ada sesuatu yang aneh telah terjadi pada sahabatnya itu.Namun mereka tidak mungkin menanyakannya saat itu juga.Karena Ghea dan Rena tahu betul sahabatnya itu.
Di kamar, Cherry masih memikiran kejadian yang baru saja dialaminya.Beberapa kali ia mencubit pipinya dan meringis kesakitan yang artinya Reza menciumnya bukan mimpi namun benar- benar nyata.Diputar- putarnya badannya di atas kasur seolah menggambarkan rasa senang dan tidak percayanya sambil senyum- senyum sendirian mengingat Reza menciumnya.
“Dia menciumku.Bukan kening, tapi....oh my God...is it happend true??Oh..ini bukan mimpikan”, ungkap Cherry pada dirinya sendiri sambil tersenyum lebar mengingat kejadian itu.”Tapi kenapa?Kenapa dia melakukan itu?Apa dia menyukaiku?ah, tidak mungkin.Tapi apa alasan dia melakukan itu?Apa dia hanya ingin mempermainkanku lagi?Isshhhh...benar- benar jahat.Tapi apa iya?”, tanya Cherry seolah berbicara pada dirinya sendiri.
Setelah makan siang, Rena dan Ghea menghampiri Cherry di kamar untuk mencari tahu apa yang telah terjadi pada Cherry.Rena dan Ghea bertanya satu sama lain ada apa dengan Cherry yang tiba- tiba jadi hobi senyum- senyum sendiri.
“Iddih..nih anak katanya mau istirihat malah Senyum- senyum sendiri gak jelas lagi”, suara Rena mengagetkan Cherry yang larut dalam khayalan dan pikirannya.
“Ih..apaan sih.Siapa juga yang senyum- senyum sendiri?,” kata Cherry yang nampak malu- malu
“Nah itu tadi apaan kalau nggak senyum- senyum sendiri?Untung aja Cuma aku sama Rena yang ngelihat kamu senyum sendiri.Coba kalau yang lain ngelihat kamu senyum sendiri, pasti mereka udah beranggapan kalau kamu tuh otaknya lagi miring alias saraf”, kata Ghea yang mulai mengejek Cherry.
“Ih,,Ghea apaan sih?Sembarangan ajah.Aku tuh senyum- senyum karena lagi olahraga.Biar wajahku tuh lentur nggak kaku”, jawab Cherry seolah ingin menghindar dari pertanyaan yang macam-macam dari Rena dan Ghea.
“Sejak kapan kamu jadi care gituh sama penampilan?Pasti sesuatu telah terjadi yah?Ayo cerita dong Cherr, pelit amat sih ama teman sendiri”, Ghea berusaha membujuk Cherry.
“Hmmmmm...aku mau nanya nih ama kalian berdua.Tapi jangan bilang siapa- siapa yah?”.
“Sejak kapan sih kami ini jadi ember bocor sih Cherr?Udah mau nanya apaan?”, tanya Ghea.
“Iya, udah nanya aja nggak usah sok malu- malu gituh.Kita kan udah temenan selama 12 tahun.Masa kamu nggak percaya sama kita?”, lanjut Rena.
“Hmmmmm...kalau cowok nyium cewek itu artinya apaan?”, tanya Cherry dengan raut wajah yang nampak malu- malu.Rena dan Ghea yang mendengar Cherry bertanya demikian semakin curiga bahwa ada sesuatu yang telah terjadi pada sahabatnya itu.
“Kamu kan tahu sendiri kalau kita bertiga ini belum pernah pacaran, apalagi dicium cowok.Tapi menurut teori dan film- film yang yang selalu aku tonton tuh ada dua arti dari ciuman”, kata Rena.
“Ada dua arti?Maksudnya apaan sih?”, tanya Cherry yang nampak bingung.
“Yah tergantung cowok itu nyiumnya di mana.Kalau di dahi sih maknanya cowok itu sayang sama cewek yang diciumnya.Namun kalau cewek yang mengungkapkan rasa sayang tuh di pipi.Dan kalau cowok nyium cewek di bibir itu artinya cowok itu cinta sama tuh cewek”.
“Oh seperti itu yah”, kata Cherry dengan senyum yang tersungging di bibirnya yang merah.
“Heh, kenapa kamu nanya masalah gituan?”, tanya Ghea sambil menyipitkan matanya.
“Iya, tuumben kamu nanya masalah ciuman.Ah...kamu dicium sama cowok yah?Siapa?Pasha?”, tanya Rena.
“Pasha?”, tanya Ghea dengan wajah yang sedikit murung.
“Aduh Ghea, Rena, bukan Pasha.Gila aja”, ungkap Cherry yang berusaha menenangkan Ghea yang nampak galau.
“kalau bukan Pasha, siapa?”, tanya Ghea lagi dengan senyum yang sungmringah.
“Iya, siapa yang menciummu?Ayo katakan pada kami”, bujuk Rena.
“Hmmm..Reza”, jawab Cherry.Rena dan Ghea seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari Cherry bahwa Reza melakukan hal itu.Padahal setahu Rena dan Ghea, Reza telah melukai hati Cherry dan Reza tidak menyukai Cherry, jadi bagaimana mungkin Reza Cherry.
“Ah?Reza yang kamu maksud Reza Prayoga Aditya?Ketua osis kita?senior yang pernah kamu sukai itu?Senior yang tampan dan sok keren itu?”, Ghea seakan menyerang Cherry dengan pertanyaan bertubi- tubi karena saking tidak percayanya dengan apa yang diaktakan Cherry padanya.
“Heh, dia itu bukan sok keren tapi memang keren”, kata Cherry.
“Jadi benar Reza yang itu?”, anya Rena lagi seolah mempertegas pertanyaan Ghea.
“iya, Reza Prayoga Aditya.Ketua osis kita.Orang yang aku sukai”, aku Cherry.
“Mana mungkin.Kamu tidak bohong kan?”, tanya Ghea.
“Kapan aku berbohong pada kalian?”, tanya Cherry kembali untuk meyakinkan sahabat- sahabatnya bahwa dirinya sedang tidak berbohong.
“Iya, aku percaya.Tapi kenapa bisa?”, tanya Ghea lagi.
“Kenapa dia menciummu?Di mana?”, tanya Rena.
“Aduh kalian ini nanyanya banyak banget.Aku pusing nih mesti ngejawab yang mana dulu”, perotes Cherry.
“Iya deh.Maaf.Kami tentu kaget dan shock mendengar dari kamu bahwa Reza menciummu.Oh My God, tapi apa maksudnya?”, tanya Rena.
‘”Iya, apa maksudnya dia menciummu?Apa dia hanya ingin mempermainkanmu Cherr?”, tanya Ghea.
“Entahlah.Aku juga bingung.Akhir- akhir ini tiba- tiba saja dia sering datang padaku.Dan tadi dia menghampiriku di pinggir sungai.Dia bertanya padaku apakah aku masih menyukainya, lalu aku jawab aku sudah tidak menyukainya.Dan tiba- tiba dia mendekat dan mengatakan padaku, jangan berhenti menyukaiku.Lalu setelah itu aku merasa berada di negeri mimpi.Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan....”
“Dan dia menciummu?”, Ghea melanjutkan perkataam Cherry.
“Iya”, jawab Cherry sambil mengangguk.
“Tapi apa maksudnya dia menciummu?”, tanya Rena heran.
“Aku yakin dia pasti hanya ingin mempermainkanmu”, sela Ghea.
“Awalnya aku berpikiran seperti itu, tetapi aku merasa ada ketulusan.Entahlah perasaan itu dari mana.Tetapi hatiku mengatakan seperti itu.Apa hatiku sendiri menghianatiku?”.
“Hati tidak pernah bohong Cherr.Selelah apa pun bibir berbohong, hati tidak akan mampu berbohong”, ungkap Rena.
“Kalau selama ini dia menyukaimu kenapa dia tidak bilang padamu dan masih saja membiarkanmu menderita karenanya.Benar- benar egois”, ungkap Ghea.
“Ghea, Reza kan orangnya tidak seperti laki- laki pada umumnya yang gampang mengumbar perasaan dan kata cinta kepada wanita.Kalau bukan karena itu, Cherry mana mungkin menyukainya”, Rena berusaha menjelaskan.
“Iya juga sih.Harusnya dari awal kita sudah tahu bahwa manusia sok keren itu juga menyukaimu”, kata Ghea.
“Aduh Ghea emang kamu pikir cinta itu seperti rumus matematika yang memiliki jawaban pasti?Manusia tidak bisa ditebak Ghea”, kata Rena.
“tapi apa iya dia juga menyukaiku?”, tanya Cherry dengan suara pelan.
“Cherry sayang, mungkin aja.Nggak ada yang tidak mungkin dalam dunia ini.Apalagi kalau hanya mempertanyakan apakah Reza menyukaimu?Tentu saja banyak peluang jawaban ya”, kata Rena menenangkan perasaan Cherry.
“Yah, terus lah begitu Rena Purnomo.Teruslah memberi Cherry harapan”.
“Benar apa yang dikatakan Ghea, aku tidak boleh terlalu berharap padanya.Tapi bagaimana ini, aku sudah terlanjur berharap banyak padanya”, ungkap Cherry dengan manja.
“Gadis ini mulai lagi”, gerutu Ghea sambil memiringkan bibirnya pada Cherry.
Setelah study tour ke Malino itu membuat Cherry semakin memuja laki- laki yang pernah tidak ingin lagi disukainya.Perasaan Cherry tumbuh semakin dalam namun Cherry sendiri tidak bisa memastikan perasaan Reza padanya.Cherry masih bingung menghadapi dan berusaha mengerti laki- laki yang kini begitu disukainya.Cherry tidak tahu apakah Reza juga menyukainya atau tidak.Sementara ia tidak boleh mengabaikan perasaan Pasha, namun jika setiap kali bayang Reza menghantui pikirannya, dunia terasa hanya miliknya.Namun terkadang Cherry kasihan pada Pasha yang selama ini selalu membantunya dan selalu ada untuknya di saat dia sedih, susah dan saat memerlukan bantuan.Namun perasaan kasihan tidak cukup dan tidak akan pernah cukup untuk membuatnya jatuh cinta pada Pasha yang selalu menunggunya.Selain itu Cherry memahami perasaan Ghea pada Pasha.Cherry tahu betul bahwa Ghea sangat menyukai Pasha, walaupun setiap hari mereka nampak selalu bertengkar mulut.Tetapi Cherry yakin suatu saat nanti Pasha akan menyadari bahwa Ghea lah yang terbaik bukan dirinya.Tetapi cinta dan rasa sayang bukan sebuah skenario film yang dapat diatur sesukanya, cinta bukan hanya sekedar kata yang diungkapkan tetapi perasaan yang mengalir apa adanya.Begitulah cinta nampak rumit namun sebenarnya mudah jika setiap orang menyadari betul makna cinta.
Di sekolah, Reza masih bertingkah cuek seolah tidak pernah terjadi apa- apa antara dirinya dan Cherry.Tingkah laku laki-laki itu sungguh membuat Cherry kebingungan mengartikan maksud dan isi hat Reza yang masih samar- samar di hatinya.Entah dengan apalagi dan bagaimana lagi caranya agar dia mengetahui apa sebenarnya isi hati Reza, laki- laki yang dipujanya selama setahun lebih.Namun rasa penasaran itu tetap masih membuat Cherry melangkah mundur mengurungkan niatnya untuk tetap menyukai Reza, laki- laki dingin dan cuek yang terkadang bagi Cherry bisa berubah menjadi laki- laki yang begitu hangat.Ciuman itu selalu membuat Cherry seolah berada dalam mimpi setiap kali ia mengingat kembali memori manis yang tak akan dilupakannya.Cherry masih ingat betul hangat bibir Reza yang menyelimuti bibirnya yang saat itu seolah dingin membeku.Cherry masih tidak percaya bahwa laki- laki itu pernah menciumnya.Mencium dengan rasa cinta.Yah, begitulah yang dirasakan Cherry.
Siang itu Cherry bertemu dengan Reza di perpustakaan.Mata hitam, bulat berkilau Cherry berhadapan dengan tatapan tajam mata Reza yang waktu itu keempat mata pas berhadapan.Cherry seolah tersihir dengan tatapan tajam laki- laki yang nampak mempesona itu.Mata indah berwarna hitam kecoklatan Reza membuat Cherry berimajinasi seolah ada sayap putih seperti sayap pegasus yang tumbuh dari pundaknya dan mengangkat kakinya dari tanah,lalu menerbangkannya ke angkasa.Seperti itulah perasaan Cherry kala matanya beradu dengan mata Reza.Terhipnotis,mungkin itu kata yan paling sederhana untuk menggambarkan perasaan Cherry kala itu.
“Minggir”.Suara itu tidak digubris Cherry, Ia masih larut dalam mimipinya yang terlalu indah.”Minggir”, kata Reza dengan nada sedikit keras berusaha menyadarkan Cherry.Cherry kemudian terbelalak sampai matanya yang bulat hitam nampak sangat mempesona.Sinar mata Cherry membuat Reza tertegun.Kali ini terbalik, Reza yang terhipnotis dengan sinar indah mata Cherry.
“sangat indah”, kata Reza sedikit berbisik.Kata itu kemudian mengagetkan Cherry.
“Apa?Apa yang barusan kamu katakan?”, tanya Cherry dengan tatapan dan ekspresi wajah imut yang tambah membuat Reza geli dengan wajah imut Cherry.
“Aku tidak bilang apa-apa”, sangkal Reza dengan wajah yang sedikit salah tingkah namun tetap stay cool.
“Ah,tidak mungkin.Jelas- jelas aku baru saja mendengar dari mulutmu sangat indah.Apa yang indah?Aku yah?hahahah...kenapa baru kamu sadari sekarang?”, Cherry berusaha membuat Reza menjadi tidak nyaman.
“Tidak.Aku bilang buku ini sampulnya sangat indah”, kata Reza sambil mengambil salah satu buku di rak buku sebelah kanannya.
“Hm,apanya yang indah??bersampul seperti koran juga dibilang indah.Aneh.Tidak tahu estetik yah?”, olok Cherry pada Reza.
“Makanya jangan kege-er an dulu jadi cewek.Dasar cewek aneh”.
“Ih, siapa suruh bilang indah di depan aku.Jadi aku kira yang indah itu aku.Huh...Capek bicara sama kamu.kaku”.Cherry kemudian melangkahkan kaki mejauh dari Reza dan meninggalkan perpustakaan.
Reza hanya bisa melihat pundak belakang gadis itu menghilang diujung pintu sambil tersenyum kecil dan kemudian menghentikan senyuman sesaatnya.Dan kemudian Reza masih terngiang dengan kata Cherry yang mengatakan dirinya kaku.Pertama kalinya Reza mempermasalahkan dalam pikirannya tentang dirinya yang kaku.Reza merasa kata kaku yang keluar dari mulut Cherry adalah sesuatu yang menyedihkan.Untuk pertama kalinya Reza berpikir untuk mengubah wataknya yang kaku hanya demi seorang perempuan yang dulu tak sedikit pun ada di hatinya.Reza seolah terkena sihir sinar mata indah Cherry.

*******

“Magic”, kata Reza seoalah memberitahu dirinya sendiri bahwa Cherry seperti keajaiban baginya.Keajaiban karena dirinya dapat merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya pada gadis yang sama sekali bukan idamannya.Namun ia jatuh cinta pada gadis biasa yang pembangkang, polos, apa adanya, menarik dan sangat lucu.Ia sungguh tidak percaya pada dirinya sendiri.Reza masih terus memungkiri bahwa dirinya tidak menyukai Cherry.Namun hatinya selalu saja gaduh tiap kali ia melihat tatapan mata Cherry.Hatinya sungguh ingin bersama Cherry, namun pikirannya tidak ingin pernah mengenal apalagi menyukai Cherry yang menurutnya sangat berbeda 180 derajat dengan dirinya.Baginya, Cherry ibarat soal matematika yang tidak ada jawabannya.Walaupun menurutnya itu sangat tidak masuk akal.Pikir Reza,mana ada soal yang dibuat seseorang tanpa jawaban.Semua soal yang dibuat pasti telah ada jawabannya sejak awal.Bahkan kebanyakan soal matematika diperhitungkan jawabannya terlebih dahulu sebelum membuat soalnya.Itulah sebabnya Reza masih belum ingin mengakui perasaannya pada Cherry karena hati dan pikirannya sangat bertentangan membuatnya bingung dan lebih berpihak pada pikirannya sendiri yang sejak dulu menurutnya tidak pernah membohonginya,namun di sisi lain hatinnya bergejolak setiap kali meliahat gadis bermata bulat itu.
Namun sikapnya itu akan terus membuat Cherry penasaran dan tidak mengerti dengan isi hatinya.Saat ini Reza merasa bahwa dirinya sedang menginjakkan kaki di dua kapal.Bimbang, itulah yang tengah ia rasakan saat itu yang tak mungkin juga ia katakan pada Cherry.Namun dia telah berhasil membuat Cherry kebingungan dengan tingkahnya yang tiba- tiba saja mencium Cherry.Dirinya sendiri juga tidak tahu mengapa ia tiba- tiba saja mencium gadis itu.Namun setiap kali ia mengingat kembali bagaimana ia pertama kali bertemu Cherry dengan segala tingkah aneh dan konyol Cherry, selalu saja membuatnya bahagia dan merasakan ada warna pelangi dalam hidupnya yang dulu hampa.
“Apa kabar dengan Reza yah Cherr?Akhir- akhir ini aku jarang ngeliat dia berkeliaran di perpustakaan”, tanya Rena pada Cherry yang sedang serius membaca novel Spring in London.Dengan ekspresi wajah biasa saja, Cherry menjawab pertanyaan temannya itu.
“Hmm, entah lah.Aku juga tidak tahu.Terserah dia, dia mau ada di mana”,jawab Cherry dengan singkat kemudian melanjutkan membaca novel yang menjadi incarannya sejak sebulan lalu.Kata- kata Cherry itu membuat Rena dan Ghea terkejut setengah mati.Padahal Ghea dan Rena sudah meramalkan bahwa sahabatnya itu akan bertingakah berlebihan lagi setiap kali berbicara tentang Reza, tetapi ternyata tidak.
“Kamu baik- baik saja kan Cherr?”, tanya Ghea dengan wajah penuh penasaran.
“ihhh.iya lah aku baik- baik saja.Memangnya kenapa?”, tanya Cherry dengan nada santai sambil meneguk lemon teanya.
“Aneh saja.Biasanya tiap kali kami berbicara hal- hal seputar Reza, pasti kamu akan bersikap berlebihan.Bahkan hal- hal sekecil apapun tentang Reza bisa membuatmu menjadi orang gila sesaat.Ini kenapa kamu malah bertingkah biasa- biasa saja?Bahkan ekspresimu itu nampak sangat cuek”,kata Ghea pada Cherry.
“iya, kamu lagi kenapa sih?Tumben- tumbenan kamu gini”, lanjut Rena.
“Aku nggak kenapa- kenapa.Hanya saja aku sadar aku tidak boleh memaksakan kehendak dan memaksa Reza untuk menyukaiku.Selama ini mataku hanya tertutup dan hanya dapat melihat Reza di sisiku yang selamanya tidak akan mencintaiku.Tidak, mencintai kedengarannya sangat berlebihan.Aku tidak bisa memaksanya menyukaiku.Karena semakin aku memasakan diri, harga diriku akan semakin terluka.Aku sudah lelah dengan cinta semu ini.Aku lelah.Aku ingin melalui hari- hariku tanpa memikirkannya lagi.Aku juga ingin mencintai orang yang mencintaiku dan menjadikanku ratu di dalam hatinya.Bukan mencintai namun taak dicintai.Aku juga perempuan normal yang ingin merasakan indahnya mencintai dan dicintai”,Ungkap Cherry pada sahabat- sahabatnya.Mendengar Cherry mengatakan itu, Rena dagn Ghea memeluk Cherry dan menyemangatinya.
“Apapun keputusan dan jalan hidup yang kamu pilih, kami akan support kamu.Kami akan selalu berjalan di belakang kamu”, kata Rena berusaha memberi semangat.
“Iya Cherr, kalau kamu anggap ini keputusan terbaik, kami akan selalu berada di belakang kamu, mendukung kamu.Tapi mudah- mudahan kamu nggak akan menyesal Cherr”, lanjut Ghea.
“Aku ingin semuanya mengalir seperti air.Natural”, kata Cherry dengan senyum yang melengkung di wajahnya yang nampak begitu indah.
Seminggu telah dilalui Cherry dengan berusaha keras untuk memendam perasaannya pada Reza yang selalu saja membuatnya menderita.Cherry juga sudah seminggu tidak bertemu dengan Reza.Entah siapa yang menjauhi siapa.Tetapi nampaknya Reza juga tak pernah muncul tiba- tiba di hadapannya lagi.Sepi dan kehilangan, mungkin perasaan itulah yang kini menyelimuti Cherry.Cherry merasa kehilangan separuh jiwanya, bagai jiwanya melayang entah ke mana.Terbang tanpa arah dan tujuan.Cherry merasa berusaha menjauhi dan mendustai hatinya sendiri ternyata lebih sakit dari setahun ia menunggu dan terus mengharapkan Reza yang tak pernah bisa membuka hati untuknya. Setidaknya ketika ia masih mengharapkan laki- laki itu, hatinya akan selalu bahagia tiap kali ia berhayal tentang Reza, tetapi dia tidak mungkin terus menerus melukai harga dirinya dengan menyukai laki- laki yang sama sekali tidak pernah mencintainya.
Sore itu, setelah Cherry menyelesaikan eskul PENA nya di sekolah, ia memilih duduk di bawah pohon favoritnya yang terletak di taman baca sekolah.Sejak setahun belakangan, Cherry mengambil eskul PENA karena ia ingin menjadi seorang penulis.Penulis memang cita- cita Cherry sejak smp.Sore itu seperti biasa, ia duduk dengan ditemani earphone di telinganya dan novel bersampul biru muda kalem dengan judul “winter in Tokyo” di tangan kanannya.Ia menyandarkan kepalanya ke belakang di batang pohon favorinya sambil membaca novel dengan wajah yang sangat serius.Sebentar- sebentar Cherry tersenyum membaca novel romantis itu dan kemudian melanjutkannya membaca.Ekspresi wajahnya kemudian berubah menjadi sedih dan matanya masih terpaku pada novel yang dibacanya.Lalu ia kembali lagi tersenyum geli membaca kalimat demi kalimat dalam novel romantis kusukaannya itu.Cherry membaca novel seolah hanya dirinya saja yang di taman itu.Cherry juga mengira bahwa taman sekolah pasti sepi tiap selesai bubar sekolah, apalagi saat itu hari hampir gelap.Tentu saja hanya ada Pak Komar, penjaga sekolah, namun tanpa disadari Cherry, Reza sudah sedari tadi memperhatikannya bertingkah aneh membaca novel sambil tersenyum, tertawa dan raut wajah sedih.Reza yang melihatnya juga ikut tersenyum geli melihat gadis itu bertingkah layaknya orang yang sedang tidak waras.Menyadari hari akan gelap, Reza menghampiri Cherry yang masih asyik duduk dan jatuh dalam khayalan novelnya yang begitu romantis.Tersontak Cherry terkejut hampir saja badannya terjatuh ke tanah namun dengan segera Reza menahan tubuh gadis mungil yang nampak sangat kaget itu.lagi lagi Reza terpesona dengan tatapan mata Cherry yang berbinar- binar bagai kilau bintang di malam yang gelap.Kerlipan mata Cherry kemudian menyadarkan Reza dari hipnotis tatapan Indah Cherry.
“Apaan sih kamu.Gara- gara kamu, aku hampir jatuh”, kata Cherry dengan nada kesal.
“Dan gara- gara aku juga kamu nggak jadi jatuhkan?”, kata Reza dengan wajah tenang tak berdosa.
“Isshh, selalu saja begitu.Datang tak dijemput, pulang tak diantar.Sungguh seperti hantu”, omel Cherry dengan nada rendah agak berbisik.
“Aku dengar apa yang kamu bilang”.
“Ihh...memang aku bilang apa?Aku tidak bilang apa- apa.Dasar seenaknya saja berucap”, bantah Cherry.
“Sore ini cukup dingin, tetapi kenapa pipi dan telingamu memerah seperti itu?”, rayu Reza dengan nada yang menggelitik dan membuat Cherry tampak salah tingkah.
“Apa?Hah, kayaknya kamu perlu pakai kaca mata”, kata Cherry dengan malu- malu.
Reza kemudian melepasakan jaketnya dan memasangkannya ditubuh mungil Cherry.Cherry kemudian terkejut ketika laki- laki yang duduk di hadapannya itu memakaikannya jaket seperti dalam novel yang baru saja dibacanya.Sungguh romantis, kata itulah yang saat itu berdecak dalam hatinya.Namun Cherry menjadi gusar dengan sikap Reza itu yang selalu saja membuatnya tidak mengerti.Dengan tatapan yang penuh amarah namun masih terlihat indah, ia memutar tubuhnya tiga puluh derajat untuk tepat berhadapan dengan Reza.
“Apa yang kamu lakukan?Berhentilah membuatku tidak mengerti dengan sikapmu.Berhentilah membuatku terus mengharapkanmu.Aku bukan boneka yang seenaknya bisa kamu mainkan dengan benang- benang di jari- jari mu.Aku mohon jangan seperti ini”, kata Cherry dengan mata berkaca- kaca melemparkan jaket hangat Reza yang satu menit lalu dipakainya sambil berlari meninggalkan Reza.
Reza masih diam membeku di tempatnya duduk.Reza bukannya tidak memahami perasaan Cherry hanya saja diri dan hatinya beradu mencari apa sebenarnya yang diinginkan olehnya.Reza paham betul betapa gadis mungil itu mencintainya dengan sepenuh hati.Namun ia belum mampu mengambil keputusan.Ia takut menyesal namun ia juga takut melukai harga dirinya yang lebih berharga dari emas dan berlian sekalipun.Batinnya juga tersiksa mencari tahu apa sebenarnya yang ia inginkan.Dia juga tidak mampu terus menerus melukai hati gadis yang dicintainya.Reza gusar, marah, dan membenci dirinya sendiri yang bimbang karena cinta dan harga dirinya.Ia bingung harus bagaimana ia bersikap di depan Cherry, gadis yang telah merebut hatinya namun Cherry sama sekali tidak mengetahui hal itu.
Reza juga tidak tentram dengan rasa yang bergejolak di dalam hatinya namun masih dipendamnya hanya karena takut melukai harga dirinya.Saat hatinya mengatakan ia menyukai Cherry, pikirannya kemudian membantah bahwa ia tidak menyukai Cherry, ia hanya simpatik pada gadis itu.Reza bingung, ia harus percaya pada apa?Hati ataukah pikirannya.
Sementara Cherry hanya bisa menangis karena dirinya merasa dipermainkan oleh Reza.Semakin ia berusaha melupakan Reza, semakin besar pula rasa cintanya.Dan ketika hatinya telah memantapkan untuk melupakan Reza, Reza selalu saja muncul di hadapannya, bertingkah dan bersikap seolah memberi harapan pada Cherry.
Keesekoan harinya di sekolah, Cherry bersikap seperti biasanya seperti tidak terjadi apa- apa.Siang itu di kantin, Cherry, Rena, Ghea dan Pasha sedang menyantap makan siangnya.Ghea dan Pasha yang memperhatikan Cherry dari tadi tidak memakan bakso mbak Yumi yang telah menjadi makanan favoritnya.Cherry hanya memainkan bakso- bakso di dalam mangkuk itu dengan garpu tanpa memakannya sedikit pun.Tentu saja sikap Cherry yang tidak biasa itu mengundang tanya Ghea, Rena dan Pasha yang mulai nampak khawatir sejak tadi.
“Hey Cherr, dari tadi bakso kamu kok dimanin doang sih?Kasian tuh bakso minta dimakan”, Hibur Pasha.
“iya, dari tadi kamu Cuma ngaduk sana ngaduk sini tuh bakso,” lanjut Ghea.
“Kamu ada masalah yah?Kamu kenapa?Apa kamu sakit?”, Ghea memberi pertanyaan bertubi- tubi sambil menenmpelkan tangan kirinya di dahi Cherry untuk memastikan bahwa temannya itu tidak sedang sakit.
“Aku tidak apa- apa.Aku Cuma nggak nafsu makan aja”, kata Cherry dengan nada datar.”Aku ke kelas dulu yah”, kata Cherry lagi beranjak berdiri dari tempat duduknya.
“Aku antar yah”, kata Pasha pada Cherry.
“Nggak apa- apa.Aku antar saja”.Paksa Pasha sambil memegang tangan Cherry.Cherry yang tidak enak pada Ghea kemudian berbalik pada Ghea untuk emastikan bahwa temannya itu tidak apa- apa.Ghea yang melihat Cherry berbalik padanya dan menatapnya dengan tatapan gelisah kemudian mengangkat bahunya seolah memberi tanda pada Cherry bahwa dia tidak apa- apa.Ghea tahu bahwa Cherry tidak akan menghianatinya walaupun ia tahu bahwa Cherry telah melupakn Reza, namun Ghea percaya pada Cherry bahwa Cherry tidak akan melukainya.
Pasha terus menggenggam tangan Cherry dan berjalan menuju kelas.Di depan perpustakaan mereka berpapasan dengna Reza yang baru saja keluar dari perpustakaan.Reza melihat tangan Cherry yang tengah digenggam erat oleh Pasha.Cherry yang berdiri tepat di depan Reza bersikap seolah biasa-biasa saja dan Pasha juga tidak melepaskan genggaman tangannya.Reza yang melihatnya, tak sedikit pun berucap dan pergi meninggalkan Cherry dan Pasha yang juga nampak cuek.Reza merasa gusar walau dari luar dia nampak cuek dan tidak peduli.Dia merasa entah kenapa hatinya gusar melihat Pasha menggenggam tangan Cherry.Rasanya ia ingin marah tetapi dia marah pada dirinya sendiri.Wajahnya memerah menahan amarah.Hatinya mengatakan ia cemburu, pikirannya pun kali ini sependapat dengan hatinya.Saat itu Reza yakin bahwa dirinya benar- benar menyukai Cherry.
Pasha yang melihat tatapan mata Cherry pada Reza sadar bahwa Cherry tidak pernah melupakan dan berhenti menyukai Reza.
“Kenapa?Apa kamu masih...”, ucapan Pasha terpotong ketika Cherry tahu apa yang hendak dikatakan Pasha padanya.
“Tidak”, kata Cherry dengan cepat.
“Berhentilah membohongi dirimu Cherr.Dengan berdusta pada dirimu sendiri akan lebih melukai harga dirimu.Jadi aku mohon jangan seperti itu.Aku tidak pernah menyuruhmu untu melupakannya.Aku hanya ingin kamu bahagia.Aku sadar, aku tidak akan bisa membuatmu bahagia.Aku sudah ikhlas kalau ternyata kamu tidak bisa menyukaiku”, kata Reza dengna wajah serius.
“Aku juga ikhlas Reza tidak menyukaiku.Kenapa hanya kamu saja yang bisa ikhlas dan aku tidak?”.
“Kamu tidak pernah ikhlas Cherr.Aku mohon sadarlah, berhenti memaksa dirimu untuk berhenti menyukainya”.
“Kenapa?Dia tidak pernah menyukaiku.Apa yang harus aku pertahankan Pasha?Apa?Apakah aku harus mempertahankan cinta sepihakku yang akan membuatku menderita sendirian?”, tanya Cherry dengan meneteskan air mata tak mampu menahan kesedihannya.Melihat Cherry yang menderita seperti itu, Pasha kemudian menarik tubuh Cherry dalam dekapannya bagai seorang kakak yang melindungi adiknya ketika ketakutan.Cherry menangis terseduh dalam dekapan hangat Pasha yang menjadi penguatnya berdiri.Pasha yang tidak mampu melihat Cherry terus menerus menderita karena sikap Reza, ia menemui Reza yang sedang duduk di taman.
“Reza gue mau bicara ama loe”, kata Pasha dengan nada sedikit tinggi.
“Bicara?apa ada bahan pembicaraan untuk kita perbincangkan?”, tanya Reza dengan nada datar.
“Ini mengenai Cherry”.
“Kenapa dengan Cherry?Apa hubungannya dengan gue?”
“Loe ini manusia apa binatang sih?Binatang saja masih punya hati.Kenapa loe nggak punya sedikit pun hati?”, kata Pasha dengan kesal dsambil meninggikan nada suaranya.
“Apa yang sedang loe bicarakan?”
“Hah?Loe masih bisa bilang apa yang gue bicarakan?Gue pikir loe masih punya sedikit hati tetapi ternyata tidak.Cherry masih suka sama loe”.
“Bukankah Cherry itu cewek loe?Kenapa sekarang loe tiba- tiba datang ke gue terus bilang Cherry masih suka sama gue?”, tanya Reza sambil masih terus membaca buku yang dipengangnya di tangan kanan.
“Cherry bukan pacar gue.Sebenarnya gue ingin dia jadi pacar gue.Tapi dia nggak pernah suka sama gue.Dia Cuma suka sama loe.Kenapa loe masih saja membuatnya ragu dan bingung dengan perasaanmu padanya.Gue minta sama loe, jangan sakiti Cherry.Kalo loe emang nggak suka sama dia, bilang ke dia kalau loe nggak suka sama dia.Jangan buat dia bertanya- tanya dan menderita dengan perasaannya sendiri.Gue udah beri loe peringatan.Jadi kalau loe sakiti Cherry lagi, gue nggak akan pernah ngelepasin loe dan gue nggak akan memberikan Cherry lagi ke loe.Cherry itu cewek baik- baik, jadi gue mohon ama loe perlakukan dia dengan cara yang baik.Kalau tidak, loe akan menyesal”, kata Pasha pada Reza dan kemudian berdiri meninggalkan Reza yang masih tercengang dengan kata- kata yang baru saja didengarkan dari mulut Reza.
Reza hanya bisa terdiam menatap buku yang sedang dipegangnya namun tidak membaca.Pikirannya melayang pada Cherry, gadis yang masih membuatnya bimbang dan bingung.Sebagai laki- laki tidak seharusnya dia bersikap layaknya seorang pengecut seperti itu.tetapi dia takut dengan keputusan yang akan diambilnya yang akan melukai harga dirinnya sendiri.Pikirannya sellau mengatakan bahwa Cherry hanyalah gadis biasa yang dia sendiri tidak punya alasan untuk menyukainya.Cherry hanyalah gadis biasa yang berasal dari keluarga sederhana pula, wajahnya juga tidak secantik dan seanggun perempuan idamannya,Cherry juga tidak memiliki kecerdasan yang dapat dibanggakan olehnya.Reza selalu takut dengan cibiran orang- orang yang akan menggunjingkannya bila mempunyai pacar seperti Cherry yang tidak sederejat dengannya.
Namun kata- kata Pasha tadi membuat batin dan jiwanya tersiksa ketika Pasha mengatakan bahwa akan merebut Cherry darinya jika ia menyakiti Cherry lagi.Di lain pihak hatinya tak mampu melihat Pasha merebut Cherry darinya, namun di sisi lain, jiwanya bergejolak untuk mengakui perasaannya pada Cherry.
Setelah bubar sekolah, Cherry tidak pulang bersama Ghea, Rena dan Pasha karena ia harus mengikuti eskul PENA yang telah menjadi rutinitasnya setiap hari senin, selasa dan kamis.Sore itu awan mendung, langit menjadi abu- abu, rintik hujan pun mulai menyentuh permukaan tanah yang gersang, lalu kemudian hujan semakin lebat.Teman- teman eskul PENAnya sudah pulang sejak tadi.Hari itu Cherry lupa bawa payung karena pikirnya hari itu tidak akan turun hujan karena hari begitu cerah.Teman- teman eskulnya telah menawari Cherry untuk pulang bersama, namun rumah Cherry tidak searah dengan rumah teman- temannya, dan karena Cherry tidak ingin merepotkan temam- temannya, ia menolak ajakan temannya untuk mengantarnya pulang.Hari mulai gelap, hujan pun belum reda, Cherry masih berlindung di pos satpam depan pintu gerbang sekolah.Dipeluknya tubuhnya dengan erat karena nagin yang begitu dingin, dan sebentar- sebentar ia menggosok dan meniup- niup kedua telapak tangannya untuk memperoleh kehangatan.Tinggal dia yang berdiri sendiri di dalam pos satpam.Tak sesekali Cherry keluar dari pos satpam dan memandang keluar dan terkadang menengadah ke atas langit untuk mengecek kapan hujan reda.
Rambutnya yang basah tak dihiraukan lagi karena menanti hujan reda.Tiba- tiba guntur dan kilat menggelegar, Cherry berteriak ketakutan dan tiba- tiba sesosok laki- laki berbadan jangkung mendekapnya dalam ketakutannya.Dekapan yang begitu hangat, itulah yang dirasakan Cherry dalam dekapan Reza, laki- laki yang telah dicintainya hampir dua tahun itu mendekapnya begitu tulus.Cherry seperti terhanyut dalam kenyataan yang masih menjadi mimpi baginya.
“Kamu tidak apa- apa?”, tanya Reza dengan wajah yang nampak sangat khawatir.Cherry kemudian mengangkat wajahnya dan menatap orang yang baru saja mendekapnya itu.
“Tidak apa- apa”, jawab Cherry dengan wajah yang masih pucat dan ketakutan.
“Kenapa masih di sekolah?Ghea dan Rena mana?”, tanya Reza lagi.
“Mereka udah pulang dari tadi.Aku baru selesai eskul PENA, tapi karena hujan deras aku berteduh di pos satpam ini.Kamu kenapa masih ada di sekolah?”, tanya Cherry balik.
“Aku...aku..aku ada tugas sedikit di ruang osis”, jawab Reza dengan gugup.
“Aku tidak apa- apa.Pulanglah!”
“Hmm, Cherry aku...aku...aku...”.Reza tiba- tiba menjadi gugup di depan gadis itu.Cherry menatap Reza dengan penuh tanya apa yang akan dikatakan laki- laki itu padanya.Namun Cherry tidak berharap banyak.Ia tidak ingin lagi bermimpi dan larut dalam mimpinya yang begitu indah itu.Namun Reza melanjutkan kembali kalimatnya yang terpotong.”Cherry, aku cinta sama kamu”.Cherry terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya itu.Jantungnya berpacu dengan kencang, darahnya seolah berhenti mengalir dan membeku, bibirnya bisu tak bersuara, lalu kemudian matanya berkaca- kaca dan air mata membasahi pipinya yang mulai memerah.
“Apa lagi ini?Jangan permainkan aku lagi seperti ini.Aku sudah bisa melupakanmu, jadi aku mohon jangan seperti ini.Aku mohon”, kata Cherry sambil menangis tersedu- sedu.Namun Reza kembali mendekapnya.
“Aku memang bodoh, aku memang pengecut karena aku mendustai perasaanku sendiri.Aku membohongi diriku sendiri bahwa aku tidak menyukaimu.Aku menyukaimu sejak pertama kita bertemu.Aku menyukaimu sejak pertama kali kamu berbicara padaku.Aku menyukai tatapan matamu pertama kali kamu menatapku dengan tatapan yang penuh amarah.Aku suka semua itu.Aku cinta kamu Cherr, aku mohon jangan berhenti mancintaiku.Aku berjanji aku tidak akan melukaimu lagi.Aku berjanji”, kata Reza dengan tulus membuat Cherry semakin tidak mampu membendung air matanya.Lalu Reza mengangkat wajah mungil Cherry dan meletakkan kedua telapak tangannya pada pipi Cherry yang dingin , dan ciuman hangat di bawah hujan yang begitu deras menjadi kisah romantis diantara mereka.
“Ini, kedua kalinya”, kata Cherry setelah ciuman hangat itu.
“Apa?”, tanya Reza sok tidak tahu.
“Kamu menciumku”.
“Sudah, jangan dihitung lagi..Cherry, kamu itu sampul hatiku”, ujar Reza dengan senyuman lembut.
“Sampul?hanya sampul?”
“Aku tidak ingin menjadikanmu isi, namun aku ingin menjadikanmu sampul”.
“Kenapa mesti sampul?”
“Seperti buku, saat kamu membeli sebuah buku, judul dalam sampul tidak akan membohongi kamu, namun kamu tidak tahu kan apa isi buku itu jika kamu belum membelinya?Sedangkan sampul, hanya melihatnya kamu akan yakin bahwa itu judulnya.Seperti kamu di hatiku, dengan menatap senyummu saja aku bisa percaya bahwa judul dalam hidupku saat ini adalah aku jatuh cinta padamu”, kata Reza sambil mendekap gadisnya itu.
Kata- kata Reza itu menggelitik Cherry untuk memukul pundak Reza yang masih berdiri di hadapannya itu.Saat itu langit sangat mendung namun tidak mewakili hati Cherry yang kala itu sangatlah bahagia.Cherry merasa bahwa dirinya sedang jatuh dalam dunia mimpinya yang begitu indah.namun semuanya nyata, apa yang baru saja dikatakan Reza bahwa Reza menyukainya semuanya adalah nyata.Dia sedang tidak bermimpi.Kala itu surga telah dipijaknya.Dicintai oleh laki- laki yang dicintainya merupakan anugerah terbesar dalam hidupnya.
Ciuman hangat di bawah derasnya hujan yang mengguyur bumi pijakannya, membuat semut- semut hitam yang berbaris di tembok pos satpam pun irih dengan romanstisnya kisah cinta mereka.Darah Cherry mengalir begitu hangat dalam dekapan Reza yang memeluknya seolah tak akan pernah melepaskannya lagi.
Dunia bagai baru saja terbalik dan memporak poranda kan watak Reza yang begitu sulit ditebak.hari itu Cherry melihat sisi yang beda terpancar dari aura Reza.Reza yang bersamanya waktu itu adalah orang yang berbeda dari yang telah dikenalnya selama ini.Cherry merasa kala itu Reza bagai pangeran mimpinya yang hidup di dunia nyata tempatnya hidup, pangeran tampan dan baik hati yang selalu menghiasi mimpinya kini berada di sampingnya dan merangkulnya sehangat balutan selimut di musim salju.
Cherry merasa semua itu hanyalah mimpinya yang menghiasi tidurnya di malam yang indah, namun semua itu dirasakannya begitu nyata.Dalam hatinya Cherry berteriak ria seolah ingin mengabarkan pada seluruh dunia bahwa kini ia bahagia.Dan apabila semua itu mimpi, Cherry tidak ingin terbangun lagi dari mimpinya yang begitu indah.

“Siapa pun diri kita, kita memiliki orang yang sangat kita cintai secara diam- diam.Namun, akan tiba waktu di mana kita harus mengatakan semua rasa yang membelenggu di dalam dada.Katakan walau hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita, namun ketahuilah kita tidak akan pernah menyesal jika kita telah menyatakan segalanya karena cinta tidak akan pernah mencari yang sempurna, namun cinta akan menjadikan yang sederhana itu menjadi lebih indah bukan menjadi sempurna”

She said that

ketika belajar mencintai seseorang disaat itu pula kita belajar melepaskannya suatu saat nanti..tidak semua di dunia ini berakhir dengan indah...semua punya batasan dan akhir..ketika kita menggenggam erat seorang kekasih layaknyaa pasir maka saat ituu pula pasir akan berjatuhan melalui sela- sela jari...
belajar melepaskan orang yang dicintai adalah pelajaran terberat..ketika orang yang dicintai tak menginginkan kita lagi dalam hidupnya, saat itu pula kita harus belajar mengobati luka hati sendiri...disaat orang yang kita cintai meminta kita melupakannya, maka lakukannlah karena itulah bahagianya...walau diri yang terluka namun ikhlaskan...jadilah pengobat bagi lukamu sendiri...
tutup lembar lama tanpa membuangnya dan mulai dengan lembar baru...

Kamis, 02 Februari 2012

MISTERI CINTA

MISTERI CINTA

Jangan pernah katakan cinta
Jika kamu tidak pernah peduli

... Jangan bicara tentang perasaan
Jika rasa itu tidak pernah ada

Jangan pernah genggam jemari
Jika berniat membuat patah hati

Jangan pernah katakan selamanya
Jika berniat untuk berpisah

Jangan pernah menatap mataku
Jika yang kamu ucapkan adalah kebohongan

Jangan pernah ucapkan “Salam”
Jika berniat mengucapkan “Selamat Tinggal”

Jangan pernah bilang kalau “Akulah satu-satunya”
Jika kamu mengimpikan yang lainnya

Jangan pernah mengunci hatiku
Jika kamu tidak punya kuncinya

Cinta itu akan menjadi kematian bagimu,
kalo kamu…terperangkap olehnya.

Cinta bagai misteri datang dan pergi tanpa permisi.

Kamu tak perlu mencarinya…
Karena cinta akan datang pada waktu yang tepat.

Kamu tak dapat membelinya…
karena harga sebuah cinta sangatlah mahal

Cinta akan lahir pada saat yang tepat tanpa kita ketahui kapan,
dan tanpa kita ketahui kepada siapa.
Semua atas Kehendak yang Maha Kasih

Dan bila Cinta telah hadir...
Itu merupakan Tanda-tanda Kekuasaan dan Kasih-Nya

Cinta dan kasih datang dari-Nya
bila kamu sudah cenderung dan tenteram kepadanya...
Dan Allah akan memberikan CINTA dan KASIH SAYANG
Allah akan memberikannya setelah ada ikatan perjodohan dalam PERKAWINAN

Firman-Nya:
"Dan diantara tanda-tanda-Nya adalah Allah menciptakan dari jenis kamu sendiri Jodoh2/Pasangan2 agar kamu merasa tenag kepadanya dan dijadikan-Nya diantaramu rasa CINTA dan KASIH SAYANG. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS Ar Arruum:21)

Allah menghendaki, cinta adalah menimbulkan KETENANGAN dan KASIH SAYANG.
Dan cinta yang harus dipertanggungjawabkan..
kepada Tuhan dan kepada suami/istri dan kepada anak (jika ada).

Kamu nggak bisa pergi begitu saja dengan mengatakan “Aku tak mencintai kamu lagi.”
Bila demikian maka Kasih Allah pun sudah tidak diberikan pada pasangan tersebut.
Karena Allah yang menjadikan rasa CINTA dan KASIH SAYANG...
Bila tidak mencintai lagi....
Berarti Allah tidak memberikan NIKMAT: CINTA dan KASIH SAYANG kepadamu...
Berarti Engkau yang telah membuat-Nya mengambil Nikmat itu...
Segera bertaubat dan kembali pada-Nya...
Maka dia akan mengembalikan CINTA dan KASIH yang hilang

Cinta itu bersemayam di dalam hati (bukan di otak atau pikiran),
jika hati anda penuh dengan kasih, cinta tak akan pernah hilang dari diri anda.

Kasih itu sabar ;
Kasih tidak cemburu ;
Kasih menerima apa adanya dan memberi yang ada ;
Kasih itu komitmen..
sehingga seseorang yang memiliki kasih tak akan melupakan cintanya ;
Kasih itu mengampuni dan memaafkan :
Kasih adalah Cinta Sejati karena berasal dari Tuhan.
Tanamkan Kasih di hati anda sejak awal maka Cinta anda tak akan hilang
Tanamkan kasih dan cinta maka kamu akan bertahan…
Bersyukur selalu kepada-Nya yang memberikan NIKMAT CINTA dan KASIH...
Dengan berTAQWA kepada-Nya
Maka CINTA dan KASIH akan terjaga..

Wallahu a'lam