Sembilan belas anak tangga sekolah
Pernah ku jamah dalam setahun
Mengarungi desah napas
Dan sesak jantung berdetak
Mengayunkan langkah mengarungi anak tangga
Berharap ilmu hari itu kan tertuang
Dalam kesaksian bisu dinding bercat putih
Pernah setiap hirupan hidup
Kumenyapa nirwana masa depan
Ketika lentingan bel bergeram
Populasi manusia bernyawa
Beradu menggeser langkah menuruni anak tangga
Berbaris di bawah pohon saksi hidup
Ada yang mendengar dengan hikmat
Ada yang bersenda gurau dibalik tong sampah
Ada yang bercakap dalam barisan
Dan ada pula diam termenung gigit jari
Namun itu hanya waktu itu
Karena kita kini harus dipisahkan
Dalam takdir dan ruang masa depan yang berbeda
Dan tiada lagi senda gurau, canda, cakap dan diam
Di bawah pohon dan tengah barisan
Karena hilang ditelan masa depan menjemput
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar